Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siap Rights Issue Rp1,6 Triliun, BRMS Pacu Pengolahan Emas

BRMS akan menggelar aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp1,6 triliun.
Fasilitas pengolahan bijih emas PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS)./Istimewa
Fasilitas pengolahan bijih emas PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan logam PT Bumi Resources Minerals Tbk., menargetkan memiliki kapasitas pengolahan emas 8.500 ton bijih per hari pada 2024. Oleh karena itu, perseroan pun aktif melakukan pencarian pendanaan untuk investasi.

BRMS akan menggelar aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp1,6 triliun.

Anak usaha PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) itu akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 22,9 miliar saham biasa seri b dari portepel bernilai nominal Rp50 dengan harga pelaksanaan Rp70 per saham.

Hartman International Pte. Ltd akan bertindak sebagai pembeli siaga untuk mengambil bagian sisa saham yang tidak diambil bagian oleh pemegang saham sebanyak-banyaknya 6,22 miliar saham dengan harga pelaksanaan yang sama.

Direktur sekaligus Investor Relations Bumi Resources Minerals Herwin E. Hidayat mengatakan bahwa saat ini perseroan melalui anak usahanya, PT Citra Palu Minerals, telah memiliki kemampuan pengolahan bijih emas sampai dengan 500 ton bijih per hari.

Pengolahan itu berasal dari pabrik pertama yang beroperasi sejak awal tahun ini di Poboya, Palu.

Emiten berkode saham BRMS itu berencana membangun pabrik kedua di kawasan yang sama dan ditargetkan kontruksi rampung pada akhir 2021 sehingga mulai produksi awal 2022.

Proyek kedua itu direncanakan memiliki kapasitas pengolahan hingga 4.000 ton bijih per hari dengan total investasi sekitar US$45 - US$50 juta ditambah dengan infrastruktur pendukung seperti waste management, genset, base camp, dan lain-lain sebesar US$20 juta.

Adapun, sumber pendanaan pabrik kedua itu berasal dari fasilitas kredit investasi oleh bank BNI yang sudah didapat sejak April 2020.

Kemudian, emiten anak usaha PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) itu juga berencana membangun pabrik ketiga pada akhir 2023 dengan total kapasitas 4.000 ton bijih per hari.

Total investasi proyek itu sekitar US$45-US$50 juta yang rencananya akan didanai melalui hasil transaksi rights issue perseroan yang akan diselenggarakan pada awal tahun depan.

“Dengan demikian, pada awal 2024 BRMS diharapkan mampu mengolah sampai dengan 8.500 ton bijih per hari dari 3 pabrik di Palu,” ujar Herwin kepada Bisnis, Kamis (10/12/2020).

Sementara itu, BRMS juga berencana menggunakan sebagian dari dana hasil right issue tersebut, sekitar US$23 juta, untuk melakukan pengeboran di 4 prospek emas, yaitu hill reef, river reef, baroko, dan watu putih di Poboya, Palu.

“Proyek itu yang diharapkan dapat menambah jumlah cadangan bijih emas di Palu,” kata dia.

Tidak sampai disitu, Herwin juga menjelaskan bahwa perseroan akan melakukan pengeboran di proyek emas Motomboto, Gorontalo yang dimulai pada Maret 2021.

“Sekitar US$5,2 jutaan dari right issue itu untuk pekerjaan detail pengeboran, pembangunan infrastruktur seperti akses jalan dan lain-lain, di prospek emas di Motomboto yang dikelola oleh anak usaha BRMS, yaitu PT Gorontalo Minerals,” papar Herwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper