Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cukai Rokok Tekan IHSG, Investor Asing Profit Taking

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing mencatatkan net sell senilai Rp69,44 miliar pada Kamis (10/12/2020).
Karyawan beraktivitas didepan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (30/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas didepan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (30/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Investor asing cenderung melakukan aksi jual di tengah koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (10/12/2020).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing mencatatkan net sell senilai Rp69,44 miliar. Hal itu meneruskan tren net sell sejak Selasa (8/12/2020) dengan aksi jual bersih investor asing Rp737,2 miliar.

Adapun, IHSG bergerak antiklimaks pada perdagangan hari ini, Kamis (10/12/2020). Sempat menguat hingga sesi pertama, indeks ditutup melemah di akhir perdagangan.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 10,71 poin atau 0,18 persen ke level 5.933,69. Indeks dibuka di level 5.977 dan sempat menyentuh level 6.004,42 pada perdagangan hari ini.

Kejatuhan saham-saham berkapitalisasi jumbo, termasuk emiten rokok turut menyeret IHSG ke zona merah. Secara umum 204 saham menguat, 268 saham melemah, dan 254 saham stagnan dibandingkan dengan posisi kemarin.

Saham emiten rokok rontok menyusul keputusan pemerintah menaikkan cukai 12,5 persen tahun depan. Saham PT HM Sampoerna Tbk. jeblok setelah turun 6,96 persen ke level Rp1.670. Pun demikian dengan saham PT Gudang Garam Tbk, amblas 6,99 persen ke posisi Rp44.275.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan IHSG sempat berada di area 6.000 mengingat para pelaku pasar mengapresiasi dinamika perkembangan vaksin Covid-19 yang semakin progresif.

Ini juga ditambah data Indeks Keyakinan Konsumen per November yang berhasil meningkat dari 79 menjadi 92 sekaligus menandai terjadinya pemulihan daya beli masyarakat juga merupakan katalis positif bagi indeks.

Namun, hasil perilisan data penjualan ritel Indonesia per Oktober yang semakin mengalami kontraksi sebesar -14,9 persen, serta pengumuman pemerintah tentang kenaikan cukai rokok sebesar 12,5 persen pada 2021 menyebabkan terjadinya aksi profit taking.

“Sehingga memperlemah posisi IHSG di sisa perdagangan,” kata Nafan, Kamis (10/12/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper