Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah bergerak melemah pada Rabu (9/12/2020) menyusul tekanan dari peningkatan kasus virus corona yang membebani harapan stimulus AS dan peluncuran vaksin.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Januari 2021 melemah 0,11 persen ke level US$45,55 per barel pada pukul 07.00 WIB, setelah ditutup di US$45,60 per barel pada Selasa (8/12).
Sementara itu, harga minyak Brent untuk kontak pengiriman Februari ditutup naik tipi 0,1 persen atau 0,05 poin ke level US$48,84 per barel di ICE Futures Europe.
Harga minyak bergerak fluktuatif di tengah berita bahwa para pemimpin Kongres Republik berencana untuk berbicara dengan Gedung Putih megenai bantuan Covid-19.
Sementara itu, kemajuan lebih lanjut dari peluncuran vaksin Covid-19 yang dipandang penting untuk memulai rebound dalam permintaan minyak memberikan dukungan tambahan.
Di sisi lain, harga minyak mendapat tekanan setelah American Petroleum Institute melaporkan peningkatan stok minyak mentah AS sebesar 1,14 juta barel. Laporan itu juga menunjukkan peningkatan pasokan bensin dan minyak distilat menjelang data pemerintah AS pada hari Rabu.
“Kunci permintaan minyak adalah mengendalikan pandemi pada musim perjalanan musim panas,” kata CEO InfraCap, Jay Hatfield, seperti dikutip Bloomberg.
“Akan ada sejumlah berita utama Covid-19 yang buruk, tetapi setiap berita utama yang buruk tampaknya dipasangkan dengan kabar vaksin,” lanjutnya.
Kenaikan harga minyak lebih lanjut akan sangat bergantung pada seberapa cepat vaksin dapat tersedia secara luas untuk publik. Inggris menjadi negara barat pertama yang memulai vaksinasi Covid-19 di seluruh negeri, sementara studi vaksin yang dikembangkan oleh University of Oxford dan AstraZeneca Plc menunjukkan bahwa vaksin tersebut efektif.
Menjelang peluncuran vaksin yang luas pemulihan permintaan yang menonjol di Asia telah memberikan titik terang bagi prospek konsumsi jangka pendek yang sebaliknya tertekan.
Paket stimulus AS dapat membantu rebound dalam permintaan minyak, tetapi waktu berjalan singkat untuk mengesahkan RUU sebelum masa reses Kongres pada akhir tahun.
Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell mengatakan dia bersedia untuk mengesampingkan beberapa poin yang telah menghambat pembicaraan. Ia juga mengatakan bahwa Kongres tidak dapat meninggalkan tahun ini tanpa mengesahkan stimulus.
Di sisi lain, ketidakpastian dari sisi penawaran tetap masih ada. Iran bersiap untuk meningkatkan produksi minyak menjelang Joe Biden resmi menjadi Presiden AS.
Pada saat yang sama, Uni Emirat Arab akan meningkatkan penjualan minyak ke Asia bulan depan setelah OPEC+ mencapai kesepakatan kompromi mengenai pemotongan pasokan.