Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perundingan Inggris-Uni Eropa Alot, Bursa Eropa Melemah

indeks Stoxx 600 Europe dibuka terkoreksi 0,4 persen di London, Inggris, diikuti oleh indeks FTSE All Share Inggris yang turun tipis 0,02 persen.
Logo WSE terletak di panel kaca di dekat layar elektronik yang menunjukkan kurva indeks dan data keuangan di Bursa Efek Warsawa di Warsawa./ Bartek Sadowski - Bloomberg
Logo WSE terletak di panel kaca di dekat layar elektronik yang menunjukkan kurva indeks dan data keuangan di Bursa Efek Warsawa di Warsawa./ Bartek Sadowski - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa dibuka melemah pada perdagangan hari Senin (7/12/2020) di tengah mandeknya negosiasi Inggris dan Uni Eropa.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx 600 Europe dibuka terkoreksi 0,4 persen di London, Inggris, diikuti oleh indeks FTSE All Share Inggris yang turun tipis 0,02 persen.

Sementara itu, indeks CAC 40 melemah sebesar 0,65 persen pada pembukaan perdagangan awal pekan, sedangkan indeks DAX Jerman turun 0,35 persen.

Salah satu katalis pemberat pergerakan bursa Eropa adalah negosiasi perpisahan Inggris dari Uni Eropa atau Brexit. Ketua Negosiator Uni Eropa Michel Barnier membantah kabar bahwa kedua pihak telah mendekati kata sepakat dalam perundingan terkait masalah perikanan.

Barnier mengatakan kepada perwakilan Inggris bahwa langkah negosiasi selanjutnya amat bergantung pada keputusan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.

Sebelumnya, reli bursa Asia terhenti dan ditutup bervariasi. Hal tersebut disebabkan oleh tensi hubungan antara AS dan China yang kembali memanas. Pemerintah AS kini tengah menyiapkan sejumlah sanksi tambahan bagi beberapa pejabat dari Negeri Panda tersebut.

Di sisi lain, Head of Investment Strategy AMP Capital Investors Ltd. Shane Oliver mengatakan investor masih optimistis terhadap prospek pemulihan ekonomi dan laba emiten pada 2021. Hal itu seiring dengan dukungan stimulus yang akan digelontorkan pemerintah AS serta penemuan vaksin virus corona.

“Distribusi vaksin semakin dekat dan ini akan terus membantu pasar saham menghadapi permasalahan utama saat ini yaitu virus dan dampaknya terhadap ekonomi,” kata Oliver seperti dikutip Bloomberg, Senin (7/12/2020).

 

Pada akhir pekan lalu, indeks saham di Bursa Wall Street kembali mencetak rekor karena optimisme investor melihat distribusi vaksin corona semakin dekat. Sementara itu, data upah di AS juga menunjukkan kenaikan tetapi masih di bawah perkiraan. Hal itu semakin mendorong potensi pemerintah AS menggelontorkan bantuan stimulus untuk menggairahkan perekonomian. Dari perkembangan virus, seorang pejabat senior AS mengatakan seluruh warga Amerika Serikat yang ingin mendapatkan vaksin akan bisa divaksinasi seluruhnya pada kuartal II/2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper