Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Momentum Dolar Anjlok, Rupiah Bisa ke Bawah Rp14.000

Dalam waktu dekat rupiah berpeluang menembus level Rp14.000 per dolar AS seiring dengan pelemahan greenback dan proyeksi pemuluhan ekonomi.
Karyawati menunjukan mata uang Rupiah dan Dollar Ameika Serikat di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (2/4/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menunjukan mata uang Rupiah dan Dollar Ameika Serikat di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (2/4/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah diperkirakan akan menembus angka di bawah Rp14.000 dalam waktu dekat seiring dengan pelemahan dolar AS.

Hal tersebut terlihat pada pergerakan rupiah pada Jumat (4/12/2020), yang cenderung menguat 0,25 persen atau 35 poin ke level Rp14.105 per dolar AS.

Sementara itu, pada penutupan perdagangan pekan ini, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama memang melemah 0,1 persen atau 0,013 poin ke posisi 90,701.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan pemulihan ekonomi dapat terbantu oleh sentimen terhadap aset berisiko yang sedang positif.

Hal ini ditambah dengan sentimen dengan uji keberhasilan vaksin Covid-19 dan pergerakan indeks dolar AS yang melemah, hal-hal tersebut diatas dianggapnya membantu pergerakan positif pada mata uang rupiah.

Ariston juga mengakui bahwa kenaikan kasus Covid-19 menjadi beban untuk laju penguatan rupiah. Namun, laju aliran modal masuk dari eksternal membuat sentimen mata uang garuda positif sehingga berpeluang bisa menguat.

“Sentimen di atas membantu pemulihan ekonomi ke depan. Tembus Rp14.000 tinggal menunggu waktu,” ungkapnya kepada Bisnis, Jumat (4/12/2020).

Dia menilai jika pasar optimis pemulihan terjadi, aliran dana akan masuk ke risky country termasuk Indonesia sehingga rupiah akan menguat.

“Sisa tahun ini, mungkin saja bisa tembus (Rp14.000),” sambungnya.

Dia beranggapan pergerakan rupiah yang stabil justru baik untuk bisnis karena pelaku bisnis bisa mengkalkulasi biaya ke depan tanpa takut perbedaan hitungan akibat risiko nilai tukar.

Sementara itu, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim dalam laporannya menyatakan salah satu faktor yang mempengaruhi pergerakan rupiah adalah pertambahan kasus Covid-19.

Melonjaknya kasus positif virus mematikan tersebut di Indonesia dalam beberapa hari terakhir dianggapnya semakin menggila. Jumlah kasus yang terkonfirmasi sempat mencapai 8.369 kasus dalam sehari pada Kamis (3/12/2020), sekaligus menjadi rekor tertinggi selama pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia.

Hal tersebut membuat kalangan pengusaha kian mengkhawatirkan dampak yang timbul akan semakin besar, baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi. Mereka mempersiapkan pada skenario terburuk.

"Pertambahan kasus positif terus rekor ini belum bakal selesai dalam waktu dekat. Apalagi banyak terjadi kerumunan dalam beberapa waktu terakhir, juga termasuk potensi penyebaran virus di momen yang memang direncanakan pemerintah, yakni pemilihan kepala daerah (Pilkada)," jelas Ibrahim dalam riset tertulis, Jumat (4/12/2020).

Sementara itu, sentimen lain yang mempengaruhi rupiah, disebutkannya adalah pernyataan salah satu perusahaan pengembang vaksin virus corona, Pfizer.

Perusahaan tersebut menyebutkan, mereka hanya akan menghasilkan 50 juta dosis BNT162b2, vaksin COVID-19 yang dikembangkan bersama dengan BioNTech, setelah adanya laporan masalah rantai pasokan. Jumlah dosis turun dari target sebelumnya yaitu 100 juta dosis.

Selain itu, lonjakan kasus virus corona di AS turut mempengaruhi penguatan rupiah. Jumlah rawat inap di AS telah mencapai 100.000, dan Gubernur California Gavin Newsom memperingatkan bahwa perintah tinggal di rumah dapat diberlakukan di setiap wilayah negara bagian, kecuali Wilayah Teluk San Francisco, di akhir minggu.

Dengan demikian, untuk perdagangan pekan depan, Ibrahim memperkirakan rupiah akan dibuka menguat 10 hingga 50 poin di level Rp14.070 hingga Rp14.120.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper