Bisnis.com, JAKARTA – Emiten kontraktor pelat merah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. belum dapat memastikan untuk membawa anak-anak usahanya melantai di Bursa Efek Indonesia pada 2021.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya mengatakan rencana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) PT Wijaya Karya Realty (Wika Realty) dan PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi masih dalam proses evaluasi.
“Kami masih. melihat kondisi pasar. Terkait Wika Realty kami juga masih proses pembentukan holding hotel-hotel BUMN. Sementara belum [dapat dipastikan],” kata Mahendra kepada Bisnis, Kamis (3/12/2020).
Rencananya Wika Realty diharapkan mampu menghimpun dana hingga Rp2 triliun dari pasar modal lewat penawaran 35 saham kepada publik.
Sementara Wikon akan melepas saham sekitar 20 persen - 30 persen kepada publik dengan target dana yang dihimpun Rp1,2 triliun - Rp1,8 triliun.
Walaupun sudah direncanakan sejak lama, IPO kedua anak usaha emiten dengan kode saham WIKA itu masih belum terlaksana. Kendala untuk go public pada tahun ini disebut berasal dari kondisi pasar modal sangat volatil.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan sudah terdapat setidaknya tiga aksi korporasi besar yang akan dilakukan perusahaan pelat merah pada 2021.
Penggalangan dana lewat aksi korporasi di pasar modal pun diharapkan dapat membawa nuansa yang lebih positif terhadap pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG).
"Untuk tahun depan ada 2 sampai 3 aksi korporasi besar," kata Tiko dalam webinar BUMN yang digelar Rabu (2/12/2020).
Tiko menyebutkan tiga aksi korporasi besar tersebut yaitu konsolidasi ultra mikro di bawah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., merger bank syariah BUMN, dan aksi korporasi oleh Mitratel.