Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan berhasil berbalik menguat pada perdagangan Selasa (1/12/2020) setelah sempat terkoreksi cukup dalam pada perdagangan sebelumnya.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif sejak awal perdagangan. Sempat melemah dan masuk ke teritori 5.594,278 tetapi pergerakan berhasil berbalik menguat memasuki pukul 11.00 WIB.
Laju IHSG kian ngebut pada sesi kedua dan kembali diperdagangkan di kisaran 5.700. Indeks pun bertahan di zona hijau sampai dengan akhir sesi perdagangan.
IHSG parkir di zona hijau dengan penguatan 2 persen ke level 5.724,742 pada akhir sesi Selasa (1/12/2020). Sebanyak 287 saham menguat, 182 terkoreksi, dan 235 stagnan.
Saham-saham perbankan kompak menguat dan berhasil menopang laju IHSG. Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang naik 3,3 persen ke posisi Rp32.050 menjadi penopang utama laju indeks, diikuti saham PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. (BBRI) yang naik 3,67 persen ke posisi Rp4.240.
Adapun, investor asing masih tercatat mengobral saham-saham emiten dalam negeri. Net sell atau jual bersih hingga jelang sesi penutupan mencapai Rp642,06 miliar.
Baca Juga
Lagi-lagi, saham BUMN menjadi incaran utama investor asing, yaitu TLKM dengan net sell Rp189,7 miliar. Kemudian, BMRI mengekor dengan net sell Rp88,3 miliar.
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa IHSG sempat anjlok ke zona negatif mengingat terjadinya kenaikan kasus Covid-19. Kendati demikian, IHSG berhasil kembali ke zona positif mengingat hasil perilisan data-data inflasi yang cenderung positif.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) November mengalami inflasi, melanjutkan tren inflasi pada bulan sebelumnya.Inflasi November tercatat sebesar 0,28 persen (month to month/mtm) dan 1,59 persen (year on year/yoy). Adapun secara tahun kalender, inflasi mencapai 1,23 persen (year to date/ytd).
“Para pelaku pasar mengapresiasi peran pemerintah dalam menjaga stabilitas inflasi dalam negeri,” ujar Nafan kepada Bisnis, Selasa (1/12/2020).
Selain itu, IHS Markit kembali melaporkan Purchasing Managers’ Index™ (PMI™) Manufaktur Indonesia periode November yang sudah berada di level 50,6 atau naik hampir tiga poin dari 47,8 dari periode Oktober.
Dari global pun hasil data PMI Manufaktur Jepang dan China juga mengalami tren yang positif seiring dengan pemulihan perekonomian global.