Bisnis.com, JAKARTA – Emiten produsen plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk., mengincar ceruk pasar Jawa Timur dan luar kepulauan Jawa, khususnya Indonesia bagian timur, untuk mengakselerasi pertumbuhan kinerjanya pada tahun depan.
Direktur Panca Budi Idaman Lukman Hakim mengatakan bahwa perseroan pada tahun depan mengincar pertumbuhan penjualan sekitar 10-15 persen dengan harapan net profit margin naik 8-9 persen.
“Target pertumbuhan penjualan kami tahun depan 10-15 persen karena kami ingin ekspansi pasar ke Jatim dan luar Jawa, marketnya masih besar,” papar Lukman kepada Bisnis, Kamis (26/11/2020).
Dia menjelaskan bahwa estimasi pangsa pasar perseroan seluruh Indonesia masih sekitar 32 persen sehingga perseroan melihat masih adanya ruang dan peluang cukup besar untuk ekspansi mengambil ceruk pasar lainnya.
Di sisi lain, emiten berkode saham PBID itu akan meningkatkan produksi di pabrik yang berlokasi di kawasan Jawa Tengah mengingat lokasi itu memiliki upah minimum regional (UMR) yang cenderung rendah.
Dengan demikian, perseroan berharap dapat menurunkan biaya operasi sehingga dapat menghasilkan harga penjualan yang kompetitif dan menaikkan profit margin perseroan.
Untuk diketahui, PBID telah merampungkan pembangunan pabrik di Pemalang, Jawa Tengah dan sudah mulai beroperasi dengan target volume produksi 2.000 ton. Dengan penambahan pabrik tersebut, PBID memiliki total 10 pabrik dengan kapasitas produksi per September 2020 sekitar 122.000 ton per tahun,
“Tentu, kapasitas produksi akan terus naik seiring dengan pertumbuhan permintaan dan pangsa pasar kami,” papar Lukman.
Selain memperluas pangsa pasar, Lukman mengatakan bahwa perseroan akan memperluas jaringan distribusi, sembari meningkatkan kualitas produk dan brand value, meningkatkan inovasi dan diversifikasi produk, serta melakukan efisiensi operasional.
Sementara itu, Direktur Panca Budi Idaman Tan Hendra menjelaskan bahwa perseroan akan mengalokasikan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk tahun depan di kisaran Rp50 miliar hingga Rp60 miliar.
Sebagian dana alokasi dana itu akan digunakan untuk pembelian gudang distribusi, sedangkan sisanya merupakan belanja modal rutin.
“Capex 2021 sekitar Rp50 miliar sampai Rp60 miliar, apabila ada peluang bisnis baru, kami akan menyesuaikannya pada tahun depan,” papar Tan.
PIBD percaya produk plastik merupakan produk kemasan yang paling ekonomis dan akan terus meningkat permintaannya seiring dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun depan.
Adapun, hingga kuartal III/2020 PIBD mencatatkan penjualan sebesar Rp2,87 triliun, turun 17,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,49 triliun.
Sejalan dengan itu, PBID mencatatkan penurunan beban pokok pendapatan menjadi sebesar Rp2,29 triliun dibandingkan dengan periode yang sama 2019 sebesar Rp3,49 triliun.
Dengan demikian, perseroan berhasil mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp268,95 miliar, tumbuh 81,9 persen dari Rp147,8 miliar pada kuartal III/2019.