Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia dibuka variatif setelah pelaku pasar mengkhawatirkan kenaikan jumlah kasus infeksi virus corona dan rencana lockdown di beberapa negara.
Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (18/11/2020), indeks Topix Jepang turun 0,8 persen, indeks Kospi Korea Selatan terpantau naik 0,5 persen, sedangkan indeks ASX 200 Australia naik 0,5 persen.
Investor saat ini sedang menghentikan aksi belinya setelah melambungkan pasar ke rekor kenaikan harian tertinggi pada Senin kemarin yang ditopang oleh kejelasan vaksin virus corona.
Sementara itu, distribusi luas vaksin tersebut belum mencapai fase final dan jumlah kasus virus corona di AS dan Eropa semakin meningkat.
Di sisi lain, Ketua DPR AS dari Partai Demokrat Nancy Pelosi dan Ketua Senat AS Chuck Schumer meminta Ketua Senat AS dari Partai Republik, Mitch McConnell untuk melanjutkan pembicaraan terkait paket stimulus fiskal yang sempat tertunda.
Meski demikian, McConnell tetap bersikeras bahwa pihaknya menginginkan stimulus yang terarah.
"Setelah sentimen pemilu AS mereda, kini katalis pasar ada di virus corona yang jumlah kasusnya terus mengalami kenaikan. Selain itu, stimulus fiskal juga masih dinanti pelaku pasar baik dari segi jumlah maupun waktunya," ujar David Kudla, CEO Mainstay Capital Management.
Sementara itu, CEO Pfizer Albert Bourla mengatakan, vaksin rancangan pihaknya telah berhasil melewati sejumlah tolok ukur kunci keselamatan dalam uji klinisnya. Pihaknya pun akan segera meminta persetujuan darurat untuk pembuatan vaksin tersebut.