Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pengembang lahan industri PT Surya Semesta Internusa Tbk. menganggarkan belanja modal atau capital expenditure senilai Rp750 miliar untuk 2021. Capex tersebut utamanya akan digelontorkan untuk segmen usaha kawasan industri.
Presiden Direktur Surya Semesta Internusa Johannes Suriadjaja menyampaikan belanja modal untuk kawasan industri pada tahun depan tetap besar karena perseroan masih akan melakukan akuisisi lahan dan sejumlah pengembangan. Selain itu, belanja modal juga akan diberikan untuk proses pergantian operator hotel Banyan Tree Ungasan.
“Kira-kira sekitar Rp750 miliar totalnya [capex], terutama untuk industrial estate dan Banyan Tree,” kata Johannes, Rabu (11/11/2020).
Adapun sumber pendanaan untuk belanja modal itu akan diambil fasilitas pinjaman perseroan di IFC (International Finance Corporation) sebesar US$50 juta atau sekitar Rp700 miliar. Sedangkan sisanya akan diambil dari kas internal.
“Ada line dari IFC yang kita akan proses tahun ini. Sekarang masih dibicarakan, itu ada sekitar US$50 juta sekitar Rp700 miliar,” tutur Johannes.
Dari sisi target, emiten berkode saham SSIA tersebut membidik marketing sales mencapai 60 hektare pada 2021. Perinciannya lahan seluas 20 hektare akan didapatkan penjualan di Karawang dan 40 hektar dari lahan di Subang Smartpolitan.
Khusus untuk proyek Subang Smartpolitan, Johannes menyebut minat pembeli sangat tinggi yang terlihat dari antusiasme calon pembeli yang sudah bertanya (inquiries) bahkan sebelum proyek itu diluncurkan.
Adapun, groundbreaking tahap pertama Subang Metropolitan seluas 400 hektar baru akan dilaksanakan pada 18 November 2020. Secara keseluruhan, Subang Smartpolitan memiliki lahan seluas 2.717 hektare yang pembangunannya dibagi ke dalam 4 tahap.
Johannes memperkirakan kawasan industri terintegrasi yang terdiri dari kawasan komersial, industrial, residensial, serta fasilitas dan infrastruktur penunjang ini akan siap diserahterimakan pada kuartal I/2023.
Adapun, harga lahan di Subang Smartpolitan saat ini dibuka pada kisaran Rp1,4 juta per meter persegi dan masih dapat dinegosiasikan.
“Ini kami sedang menawarkan, kami sudah ada beberapa inquiries yang meminta penawaran tertulis dari kami. Sekarang ini kami buka antara Rp1,4 juta per meter persegi, kira-kira US$100 dulu. Itu asking price kami, tentu saja masih bisa dinegosiasikan,” jelas Johannes.
Untuk margin kotor pada 2021, Johannes menyebut pihaknya akan mengupayakan target 60 persen bahkan ketika lahan terjual pada harga yang lebih rendah.