Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Joe Biden Selangkah Lagi Menang Pilpres AS, Harga Emas Ngegas Terus Nih!

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (5/11/2020) hingga pukul 14.20 WIB, harga emas di pasar spot menguat 0,39 persen atau 7,46 poin ke level US$1.910,38 per troy ounce.
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk./Bloomberg
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Emas berhasil kembali diperdagangkan di level US$1.900 per troy ounce seiring dengan investor yang tengah menanti hasil akhir pemilihan AS.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (5/11/2020) hingga pukul 14.20 WIB, harga emas di pasar spot menguat 0,39 persen atau 7,46 poin ke level US$1.910,38 per troy ounce.

Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak Desember 2020 di bursa Comex bergerak menguat 0,66 persen ke level US$1.908,7 per troy ounce. Adapun, pada perdagangan sebelumnya emas sempat jatuh ke level US$1.800 per troy ounce akibat sentimen pro aset berisiko.

Dengan demikian, sepanjang tahun berjalan 2020 emas masih melenggang di zona hijau dan telah menguat hingga 25,8 persen.

Kepala Strategi Pasar CMC Markets Asia Pacific Michael McCarthy mengatakan bahwa penggerak utama harga emas dalam beberapa perdagangan terakhir adalah dolar AS.

Dolar AS bergerak menguat seiring dengan ketidakpastian penggelontoran stimulus fiskal dengan nominal besar oleh Pemerintah AS menjelang pemilihan umum. 

Sebelum pemilu AS, Bank Sentral AS The Fed pun telah mendesak para anggota parlemen untuk meningkatkan dukungan fiskal, dengan opsi kebijakan melalui tingkat suku bunga nol persen.

“Dari sudut pandang teknis, emas mungkin bergerak di kisaran US$ 1.930 hingga US$1.860 per troy ounce. Tanpa dorongan teknis, dan ketidakpastian atas prospek AS saat ini, emas mungkin tertahan di kisaran itu,” ujar McCarthy seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (5/11/2020).

Adapun, pasar masih menanti pengumuman hasil penghitungan suara. Sejauh ini, capres dari Partai Republik Joe Biden memimpin dengan 264 suara elektoral (electoral votes) dan Capres dari Partai Republik Donald Trump tertinggal dengan 214 electoral votes.

Pasar menilai jika partai Demokrat yang mengusulkan penggelontoran stimulus hingga US$2,2 triliun memenangkan pemilihan, dapat membawa emas mengalami reli lebih tajam dibandingkan dengan partai Republik yang menang dalam pemilihan.

Selain itu, persaingan ketat juga terjadi perebutan kursi senat AS terutama di beberapa negara bagian utama sehingga hasil pemilihan presiden mungkin tidak akan ditentukan selama berhari-hari, atau lebih lama.

Di sisi lain, Tim Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange (ICDX) dalam publikasi hariannya, menjelaskan bahwa kemungkinan jika Partai Republik mengambil alih Senat AS dan Joe Biden berhasil mengalahkan Donald Trump dapat mengarah ke kebuntuan stimulus lanjutan.

Hal itu membuat pasar harus lebih berhati-hati dengan suasana risk-off di tengah ketidakpastian pemilihan setidaknya hingga beberapa saat ke depan yang kemungkinan akan membatasi penguatan harga emas.

Pasar pun akan menanti hasil pertemuan bulan The Fed terkait kebijakan moneter untuk November 2020.

“Rebound harga emas yang terjadi kini mendorong kembali emas untuk bergerak di sekitar zona sidewaysnya menguji zona support terdekat di areal US$1.900 hingga ke areal US$1.905 dengan resistance penting terdekatnya berada di areal US$1.910 hingga ke areal US$1.915,” tulis Tim Riset ICDX dikutip dari publikasi hariannya, Kamis (5/11/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper