Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berencana menerbitkan obligasi untuk memperkuat pundi-pundi keuangan.
Namun, manajemen emiten berkode saham WSKT tersebut belum mengungkapkan waktu penerbitan karena saat ini masih dalam proses pemeringkatan.
SVP Corporate Secretary Waskita Karya Ratna Ningrum melaporkan jawaban manajemen dalam paparan publik pekan lalu mengenai opsi penerbitan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan IV Waskita Karya Tahap II Tahun 2020.
“Perseroan memiliki opsi untuk menerbitkan PUB IV Tahap II dengan nilai maksimum sebesar Rp2 triliun, namun saat ini perseroan masih melakukan kajian rencana penerbitan obligasi serta dalam proses pemeringkatan,” tulis Ratna, seperti dikutip pada Selasa (3/11/2020).
Lebih lanjut, penerbitan obligasi lewat PUB IV Tahap II itu disebut kemungkinan akan dilakukan setelah proses restrukturisasi selesai.
Sebelumnya, Waskita Karya menerbitkan obligasi lewat Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan IV Waskita Karya Tahap I Tahun 2020 dengan jumlah emisi sebanyak-banyaknya Rp135,5 miliar pada awal Agustus 2020. Emisi tersebut merupakan bagian dari PUB IV senilai total Rp4,95 triliun.
Baca Juga
Terkait dengan rencana pendanaan Waskita Karya ke depan, manajemen kontraktor pelat merah itu menjelaskan sumber pendanaan untuk kebutuhan modal kerja masih akan diambil dari kas internal, hasil divestasi yang akan dilakukan, serta fasilitas perbankan.
Emiten berkode saham WSKT tersebut menyampaikan masih ada pinjaman perbankan sekitar Rp5 triliun yang belum digunakan yang mana separuhnya berasal dari Bank Himbara.
“Dalam rencana jangka panjang Waskita, manajemen berupaya mempertahankan arus kas operasional positif dengan fokus pada koleksi piutang proyek dan balancing proyek turnkey dan non-turnkey,” tulis Ratna.
WSKT menargetkan pendapatan dari pembayaran proyek turnkey senlai Rp12 triliun menjelang akhir tahun. Ratna menyebut sebagian besar dari pendapatan turnkey itu berasal dari proyek jalan tol Jakarta - Cikampek Elevated dan LRT Palembang.
Oleh karena terdapat realokasi anggaran pemerintah untuk proyek LRT Palembang dan penundaan pembayaran sehubungan dengan perubahan perjanjian kontrak pada proyek jalan tol Jakarta - Cikampek Elevated, WSKT menyebut pembayaran itu belum akan diberikan secara penuh.
“Diharapkan pada awal 2021 seluruh target pembayaran telah tercapai,” tulis Ratna.