Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konsumer yang fokus pada penjualan beras PT Buyung Poetra Sembada Tbk. mencatatkan pertumbuhan kinerja yang negatif pada kuartal ketiga bahkan jika dibandingkan dengan periode kuartal kedua tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan per September 2020, emiten berkode saham HOKI tersebut mencatatkan penurunan penjualan 23,6 persen secara tahunan menjadi Rp936,57 miliar.
Dengan kata lain, penjualan perseroan pada kuartal ketiga tahun ini hanyalah sebesar Rp180,79 miliar, menurun signifikan 40,79 persen secara kuartalan.
Investor Relations Buyung Poetra Sembada Dion Surijata mengatakan penurunan penjualan ini dikarenakan pada kuartal ketiga banyak kios di pasar dan supermarket yang belum dibuka sepenuhnya.
“Kalaupun ada (kios di pasar dan supermarket yang buka), mereka tidak ramai dikunjungi orang. Bahkan minggu terakhir September ada rem darurat,” ungkapnya kepada Bisnis, Selasa (3/11/2020).
Dengan demikian, laba bersih emiten produsen beras dengan jenama Topi Koki tersebut tergerus 62,46 persen secara tahunan menjadi hanya Rp28,59 miliar hingga sembilan bulan pertama pada tahun 2020 ini.
Baca Juga
Kendati beban pokok penjualan dapat ditekan 21,7 persen secara tahunan menjadi Rp823,29 miliar, namun perseroan mencatatkan kenaikan pada pos beban usaha sebesar 9,81 persen secara tahunan menjadi Rp61,15 miliar.
Dion mengemukakan bahwa pihaknya memang berharap kinerja penghujung tahun ini akan lebih baik dibandingkan dengan periode triwulan sebelumnya.
“Kalau dibanding tahun lalu pasti turun, karena tidak ada Covid-19 tahun lalu,” sambungnya.
Di sisi lain, HOKI mencatatkan kenaikan pos liabilitas sebesar 17,32 persen menjadi Rp242,97 miliar, diikuti dengan kenaikan tipis pos ekuitas sebesar 0,38 persen menjadi Rp643,98 miliar, dibandingkan dengan periode akhir tahun 2019.
Hal ini membuat aset perseroan bertumbuh 4,51 persen dibandingkan periode akhir tahun menjadi Rp886,96 miliar.
Terakhir, kas dan bank perseroan menurun drastis 83,34 persen secara tahunan menjadi Rp5 miliar dikarenakan penurunan arus kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi dan kenaikan pada arus kas net yang digunakan untuk aktivitas investasi.