Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja reksa dana berbasis saham dan pendapatan tetap kemungkinan besar akan dipengaruhi oleh beberapa sentimen yang cukup penting dari sisi global selama sepekan ke depan, terutama Pilpres AS pada 3 November 2020.
Tim riset Infovesta Utama mengatakan sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan pasar obligasi di Indonesia selama sepekan ke depan adalah pengumuman kebijakan suku bunga oleh The Fed pada hari Kamis, (5/11/2020). The Fed diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunganya di level rendah mendekati 0 persen.
“Investor juga perlu mempertimbangkan hasil pemilihan presiden Amerika Serikat, kebijakan yang diambil oleh pasangan pemenang, serta dampaknya terhadap ekonomi global dan pasar modal,” tulis tim riset, Senin (2/11/2020).
Selama sepekan lalu, kinerja reksa dana saham cukup tertekan akibat fluktuasi yang terjadi di pasar saham Indonesia. Hal Ini tercermin dari aksi jual bersih pihak asing sebesar Rp71,91 miliar.
Hal ini terutama dikarenakan investor asing menghindari risiko terutama investasi pada pasar saham di negara berkembang seperti Indonesia karena pasar saham akan terdampak oleh hasil pemilihan presiden pada tanggal 3 November mendatang.
Indeks saham Amerika Serikat seperti Dow Jones Industrial Average (DJIA), S&P 500, serta Nasdaq Composite juga tertekan cukup masing-masing turun ke level 26,501 (-0,6%); 3,269 (-1,2%); dan 10,922 (-2,5%) pada pekan lalu.
Baca Juga
Namun, dari sisi lokal, pasar saham Indonesia masih dipengaruhi sentimen laporan keuangan korporasi yang dirilis pada kuartal ketiga. Hasil kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan kuartal kedua diharapkan masih dapat menyumbangkan sentimen positif bagi investor lokal baik institusi maupun ritel.
Sementara itu, dari sisi pasar obligasi, kinerja reksa dana pendapatan tetap selama sepekan lalu mencatatkan kenaikan tertinggi apabila dibandingkan dengan jenis reksa dana lainnya.
Katalis utama dari penguatan indeks sebesar 0,38 persen dan 0,16 persen yang tercermin Infovesta Government Bond Index (IGBI) dan Infovesta Corporate Bond Index (ICBI) adalah pihak asing masih mencatatkan capital inflow pada obligasi Indonesia.
Jumlah capital inflow bahkan mencapai angka tertingginya selama bulan Oktober yaitu sebesar Rp955,83 triliun atau naik sebesar Rp21,07 triliun.
“Hal ini juga didukung oleh yield obligasi Indonesia 10 tahun yang masih terjaga di level rendah, yaitu di level 6,61 persen atau sudah hampir menyentuh level terendah pre-covid di level 6,54 persen pada 24 Februari 2020,” tutup tim riset.
Dengan demikian, investor perlu mempertimbangkan hasil pilpres Amerika Serikat, kebijakan yang diambil oleh pasangan pemenang, serta dampaknya terhadap ekonomi global dan pasar modal, termasuk investasi reksa dana.