Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Energi Terbarukan Eropa Terangkat Jika Biden Menang

Di sisi lain, analis pasar melihat masa jabatan kedua untuk Presiden Donald Trump mungkin akan mengangkat saham produsen bahan bakar fosil, perusahaan obat dan perusahaan jasa keuangan.
Layar papan perdagangan di bursa Eropa/Bloomberg
Layar papan perdagangan di bursa Eropa/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Saham energi terbarukan, otomotif, dan konstruksi Eropa termasuk di antara yang mungkin diuntungkan jika Joe Biden memenangkan pemilihan Amerika Serikat besok.

Sementara itu, masa jabatan kedua untuk Presiden Donald Trump mungkin akan mengangkat saham produsen bahan bakar fosil, perusahaan obat dan perusahaan jasa keuangan.

Itulah pandangan dari ahli strategi, analis dan investor yang mengurai implikasi signifikan untuk perdagangan, kebijakan luar negeri dan regulasi dari pemungutan suara. Jajak pendapat menunjukkan Biden mengalahkan Trump dengan 7,4 poin persentase dalam pemungutan suara populer, berdasarkan rata-rata yang dikumpulkan oleh RealClearPolitics.

"Sementara kebijakan moneter dan fiskal domestik akan menjadi pendorong utama pasar Eropa, perubahan dalam perdagangan AS dan kerangka peraturan juga dapat memengaruhi prospek untuk sektor tertentu," kata Frederique Carrier, kepala strategi investasi untuk RBC Wealth Management di London, dilansir Bloomberg, Senin (2/11/2020).

Biden telah menguraikan rencana untuk menghabiskan US$2 triliun untuk energi bersih sebagai bagian dari rencana pemulihan ekonominya. Eropa di sisi lain memiliki keunggulan global dalam teknologi hijau. Rolf Ganter, kepala ekuitas Eropa di UBS Global Wealth Management, meramalkan bahwa para pemimpin energi surya dan angin di kawasan itu akan mendapat dorongan besar dari "gelombang biru" kemenangan Demokrat.

Analis Citigroup Inc. mengatakan saham Vestas Wind Systems A/S yang sepanjang tahun ini naik 63 persen dapat turun 10 persen hingga 15 persen jika Trump menang. Sebab kinerja perusahaan turbin angin Denmark yang kuat dalam beberapa bulan terakhir kemungkinan besar didorong oleh meningkatnya peluang kemenangan Biden.

Di sisi lain, perusahaan minyak tradisional akan mengalami kerugian terbesar karena Biden berencana untuk mempercepat perpindahan dari bahan bakar fosil. Itu akan menambah tekanan pada sektor untuk menjadi lebih hijau di Eropa juga.

Sebaliknya, jika Trump memenangkan masa jabatan kedua, sektor energi fosil akan terangkat karena ketakutan akan regulasi yang lebih ketat di sektor ini surut. Nama-nama utama yang harus diperhatikan adalah perusahaan minyak utama Eropa termasuk BP Plc, Royal Dutch Shell Plc dan Total SA (-47 persen).

Di sektor otomotif, pembuat mobil Eropa dipandang sebagai penerima manfaat terbesar jika Biden menang karena potensi berkurangnya risiko perang perdagangan antara AS dan Eropa, setelah ancaman Trump untuk mengenakan tarif pada mobil impor di kawasan itu telah memberi tekanan pada sektor tersebut.

Pemerintah AS yang memberi insentif pada kendaraan listrik juga akan membawa manfaat bagi rantai pasokan sektor itu, tidak hanya dengan mobil tetapi juga peluang di van komersial, truk, dan transportasi umum.

Sementara itu, pada sektor konstruksi dan infrastruktur, manajer dana JPMorgan Asset Management Michael Barakos mengatakan Biden dan Trump kemungkinan besar akan memompa uang ke infrastruktur, sehingga hasilnya akan positif untuk konstruksi Eropa dan saham infrastruktur.

Sedangkan industri farmasi cenderung menghadapi pengawasan ketat pada saat pemilihan. Ketan Patel, manajer dana di EdenTree Investment Management mengatakan, intensitas ini bisa lebih rendah tahun ini, karena perlombaan untuk mengembangkan vaksin Covid-19 berarti politisi AS akan kurang fokus pada reformasi industri obat.

Namun bantuan apa pun untuk industri obat-obatan kemungkinan hanya berumur pendek, terutama jika Demokrat memenangkan Gedung Putih, Dewan Perwakilan Rakyat, dan Senat.

"Jika itu tidak terjadi, kesehatan kemungkinan akan menjadi penerima manfaat besar karena penilaian saat ini di sektor tersebut tidak sesuai dengan fundamental yang kuat, kemungkinan karena ketidakpastian terkait kebijakan," kata Kepala Strategi Ekuitas Bloomberg Intelligence Gina Martin Adams.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper