Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan produsen minuman PT Delta Djakarta Tbk. (DLTA), yang sebagian sahamnya dimilik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, mengalami penurunan kinerja pendapatan dan laba bersih dalam 9 bulan pertama 2020.
Delta Djakarta memproduksi sejumlah minuman, termasuk minuman beralkohol, dengan sejumlah merek dagang di antaranya Anker Bir, Anker Stout, Carlsberg, Kuda Putih, dan San Miguel Pale Pilsen.
Dalam laporannya ke Bursa Efek Indonesia, manajemen DLTA menyebutkan penjualan neto per September 2020 mencapai Rp349,07 miliar. Nilai itu menurun 42,35 persen year on year (yoy) dari posisi Rp605,57 miliar per September 2019.
"Perincian penjualan dalam 9 bulan pertama 2019 ialah ke pasar domestik Rp371,69 miliar dan ekspor Rp887,26 juta," papar manajemen DLTA.
Beban pokok penjualan mencapai Rp113,36 miliar, turun dari sebelumnya Rp172,81 miliar. Laba kotor pun masih menurun menuju Rp235,7 miliar dari sebelumnya Rp432,76 miliar.
Dengan berbagai pengurangan beban dan pajak, Delta Djakarta membukukan laba bersih Rp70,68 miliar per September 2020. Nilai itu anjlok 68 persen yoy dari Rp222,92 miliar per September 2019.
Baca Juga
Delta Djakarta menggelontorkan kas untuk investasi sebesar Rp79,99 miliar, naik dari sebelumnya Rp8,97 miliar. DLTA juga memberikan dividen tunai Rp312,85 miliar, turun dari sebelumnya Rp382,09 miliar.
Kas dan setara kas pada akhir periode September 2020 ialah Rp651,07 miliar. Nilai itu menurun dari Rp726,94 miliar per akhir September 2019.
DLTA mencatatkan liabilitas Rp224,79 miliar, naik dari akhir 2019 sebesar Rp212,42 miliar. Liabilitas jangka pendek sejumlah Rp174,58 miliar, sedangkan liabilitas jangka panjang Rp50,21 miliar.
Ekuitas DLTA per September 2020 menurun menuju Rp974,94 miliar dari Rp1,21 triliun per akhir 2019. Total aset pun menurun menuju Rp1,19 triliun dari sebelumnya Rp1,42 triliun.
Pemegang saham Delta Djakarta per September 2020 ialah San Miguel Malaysia 58,33 persen, Pemerintah DKI Jakarta 26,25 persen, dan masyarakat 15,42 persen.