Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak siap membukukan kinerja penurunan bulanan terbesar sejak Maret di tengah kekhawatiran pasar terkait penyebaran Covid-19 gelombang kedua di AS dan Eropa yang semakin mengurangi permintaan untuk bahan bakar mobil dan penerbangan.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (30/10/2020) hingga pukul 11.14 WIB, harga minyak jenis WTI untuk kontrak Desember 2020 di bursa Nymex berada di level US$36,38 per barel, naik 0,58 persen.
Sepanjang Oktober berjalan, harga minyak sudah terkoreksi 9,3 persen, penurunan terbesar sejak Maret 2020.
Sementara itu, harga minyak jenis Brent untuk kontrak Desember 2020 di bursa ICE berada di posisi US$37,88 per barel, naik 0,61 persen. Adapun, level itu mendekati level terendah sejak Mei 2020. Sepanjang Oktober, minyak jenis Brent telah terkoreksi 7 persen.
Analis Pasar Oanda Asia Pasifik Jeffrey Halley mengatakan bahwa fokus pasar saat ini tertuju pada penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap konsumsi minyak.
Kasus positif Covid-19 di Midwest AS melonjak ke rekor, sedangkan beberapa negara di Eropa telah memperketat pembatasan perjalanan untuk membendung penyebaran gelombang kedua.
Baca Juga
“Covid-19 menuju gelombang kedua di Eropa, dan pemulihan tidak akan linier seperti yang ditentukan pasarkan, akan ada pukulan konsumsi dari Eropa di tengah menuju musim dingin,” ujar Halley seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (30/10/2020).
Adapun, penjualan bahan bakar jalan di Inggris turun untuk minggu kelima berturut-turut ke level terendah sejak Juli dan sebagian besar maskapai penerbangan Eropa memangkas kapasitas regional untuk November dan Desember.
Di sisi lain, pasar juga ditekan kembalinya pasokan minyak Libya yang menambah kekhawatiran banjirnya pasokan di tengah pelemahan permintaan.
Selain itu, Halley mengatakan bahwa pasar mungkin bergerak lebih rendah lagi atau mengalami volatilitas lebih tinggi pada pekan depan seiring dengan pemilu AS yang akan digelar pada 3 November 2020.
“Setiap tindakan untuk mendukung minyak harus datang dari sisi pasokan dari OPEC+, yang akan bertemu pada akhir November untuk memutuskan apakah akan menunda pelonggaran pengurangan produksi yang direncanakan,” papar Halley.