Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara, PT Bayan Resources Tbk., membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$108,22 juta atau setara Rp1,58 triliun (Kurs Rp14.690) pada periode Januari-September 2020.
Jumlah laba yang dikantongi Bayan Resources pada September 2020 anjlok 48,25 persen dibandingkan dengan posisi September 2019 sebesar US$229,73 juta.
Penurunan laba sejalan dengan penurunan omzet. Pendapatan emiten berkode saham BYAN itu turun 12 persen menjadi US$1 miliar. Adapun pendapatan turun karena penjualan batu bara ekspor juga lungsur 17,27 persen menjadi US$868,79 juta. Sementara itu, penjualan
batu bara domestik naik 61 persen menjadi US$129,78 juta.
Emiten pertambangan dengan kapitalisasi pasar terbesar itu tampak tidak dapat menjaga beberapa beban. Pos Beban pokok pendapatan perseroan hanya mampu turun tipis menjadi US$702,7 juta pada kuartal III/2020 dibandingkan dengan US$705,6 juta pada kuartal III/2019.
Selain itu, terdapat beberapa pos beban yang membengkak, antara lain beban keuangan yang naik menjadi US$26,4 juta dibandingkan dengan US$6,5 juta pada kuartal III/2019. Pos pos beban umum dan administrasi juga naik menjadi US$21,08 juta daripada posisi kuartal III/2019 sebesar US$19,8 juta.
Baca Juga
Emiten milik konglomerat Low Tuck Kwong itu mencatatkan kenaikan total liabilitas menjadi US$759,63 juta per 30 september 2020 dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2019 sebesar US$658,95 juta.
Sementara itu, total aset perseroan naik menjadi US$1,35 miliar per 30 September 2020 dengan total kas dan setara kas sebesar US$352,87 juta.
Untuk diketahui, kapitalisasi pasar saham BYAN mencapai Rp41,5 triliun, terbesar dibandingkan dengan emiten pertambangan lainnya. Adapun Low Tuck Kwong merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia. Dia memegang 53,96 persen saham BYAN.
Menurut Forbes, kekayaan Low Tuck Kwong mencapai US$1,1 miliar per 4 Juli 2020. Tahun lalu, pria kelahiran Singapura ini menjadi orang terkaya ke-28 di Indonesia versi Majalah Forbes.