Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konsumer PT Kino Indonesia Tbk. (KINO) memberi indikasi bahwa kinerja perseroan pada tahun ini kemungkinan tidak akan sebagus tahun 2019. Berbagai faktor yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 dinilai tidak kondusif terhadap prospek penjualan perseroan.
Direktur Keuangan Kino Indonesia Budi Muljono mengatakan perseroan lebih realistis dalam menghadapi sisa dua bulan di tahun ini. Dia menyebut, upaya pemerintah dalam mendatangkan vaksin virus corona belum akan memperbaiki iklim penjualan secara drastis.
“Periode [kuartal keempat] hanya tersisa 2 bulan dan tentunya kita harus realistis dimana pemerintah perlu waktu untuk persiapan logistik [vaksin]-nya. Impact dari keberadaan vaksin ini kemungkinan baru bisa dirasakan tahun depan,” ungkap Budi kepada Bisnis, Jumat (30/10/2020).
Hingga kuartal III/2020, KINO mengakui kinerja secara kuartalan melambat karena berbagai faktor eksternal yang tidak bisa dikendalikan oleh perseroan.
Hal ini tercermin dari penurunan pendapatan 15,15 persen secara kuartalan menjadi Rp916,98 miliar. Di samping itu, laba bersih secara kuartalan juga turun hampir 30 persen menjadi Rp43,06 miliar.
Secara umum, Budi menilai daya beli masyarakat tertekan di kuartal III/2020. Dia mencatat gelombang pemutusan hubungan kerja di kuartal III/2020 terjadi cukup signifikan. Selain itu, kelompok masyarakat yang masih memiliki daya beli juga cenderung menunda pembelanjaan, tercermin dari kenaikan dana pihak ketiga di perbankan.
Baca Juga
“Keseluruhan faktor ini menyebabkan terjadinya penurunan penjualan yang juga berdampak langsung terhadap penurunan net profit kami di kuartal ketiga ini,” sambungnya.
Walau kinerja tertekan, KINO tidak lantas pasrah. Budi menyatakan perseroan akan terus melakukan pembenahan internal dengan mempersiapkan sistem, efisiensi, evaluasi proses kerja. Hal ini dilakukan agar perseroan lebih siap memanfaatkan peluang di saat perekonomian mulai pulih.