Bisnis.com, JAKARTA — Tekanan kinerja emiten produsen dan distributor suku cadang kendaraan bermotor PT Astra Otoparts Tbk., masih berlanjut pada kuartal III/2020.
Berdasarkan laporan keuangan tidak diaudit periode kuartal III/2020 yang dikutip Minggu (25/10/2020), Astra Otoparts membukukan pendapatan Rp8,63 triliun per 30 September 2020. Posisi itu turun 25,78 persen dibandingkan dengan Rp11,62 triliun periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan dari pihak ketiga lokal sebagai kontributor utama tercatat turun 15,93 persen secara tahunan pada kuartal III/2020. Jumlah yang dikantongi emiten bersandi AUTO itu menyusut dari Rp6,46 triliun menjadi Rp5,43 triliun per 30 September 2020.
Kontribusi pendapatan bersih dari pihak ketiga ekspor juga turun 19,51 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp858,04 miliar per 30 September 2020. Adapun, pendapatan bersih dari pihak-pihak berelasi setelah dikurangi retur dan diskon juga turun 40,12 persen yoy menjadi Rp2,57 triliun.
Sementara itu, beban pokok pendapatan perseroan hanya turun 23,87 persen yoy menjadi Rp7,61 triliun. Akibatnya, laba bruto yang dikantongi turun 37,55 persen menjadi Rp1,01 triliun.
AUTO harus membukukan kerugian Rp225,40 miliar per 30 September 2020 untuk pos bagian laba bersih entitas asosiasi dan ventura bersama setelah pajak. Kondisi itu berbalik dari keuntungan Rp309,87 miliar.
Entitas anak PT Astra International Tbk. itu membukukan pertumbuhan penghasilan lain-lain 59,19 persen secara yoy menjadi Rp107,01 miliar. Sayangnya, nilai itu belum mampu mendongkrak laba sebelum pajak penghasilan perseroan yang berbalik dari laba Rp759,82 miliar per 30 September 2019 menjadi rugi Rp205,12 miliar akhir kuartal III/2020.
AUTO membukukan rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp242,92 miliar pada kuartal III/2020. Realisasi itu berbanding terbalik dari laba Rp512,26 miliar periode kuartal III/2019.
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Direktur Astra Otoparts Wanny Wijaya menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 telah memberikan dampak negatif terhadap pasar otomotif. Hal itu khususnya pada periode kuartal II/2020.
Wanny menyebut dampak pandemi telah membuat perseroan membukukan rugi bersih Rp296 miliar pada semester I/2020 atau berbalik dari laba bersih Rp246 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Dia menuturkan kerugian terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan dari segmen pasar original equipment manufacturer (OEM). Selain itu, pendapatan dari pasar suku cadang pengganti juga turun pada semester I/2020.