Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reli Berakhir, Rupiah Ditutup Melemah Tipis

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah 27 poin atau 0,18 persen ke level Rp14.660 pada perdagangan hari ini, Kamis (22/10/2020).
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah 27 poin atau 0,18 persen ke level Rp14.660 pada perdagangan hari ini, Kamis (22/10/2020). Pelemahan ini sekaligus mematahkan rekor penguatan tiga hari beruntun.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka di level Rp14.618 per dolar AS atau menguat dibandingkan dengan posisi kemarin di level Rp14.633. Sepanjang perdagangan, rupiah bergerak di rentang Rp14.618 hingga Rp14.682 per dolar AS.

Di pagi hari, nilai tukar rupiah terpantau pada level Rp14.697, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini.

Berdasarkan data yang diterbitkan Bank Indonesia, kurs Jisdor hari ini mencapai Rp14.697, melemah 38 poin atau 0,27 persen dibandingkan dengan posisi Rabu (21/10) di level Rp14.658.  

Sementara itu, Indeks dolar terpantau menguat. Indeks yang mengukur kekuatan mata uang dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama dunia itu naik 0,08 persen ke level 92,6880.

Penguatan turut menjadi penyebab pelemahan mata uang di Asia. Mayoritas mata uang Asia hari ini melemah berjamaah, kecial rupe India. Pelemahan dipimpin oleh baht Thailand yang terdepresiasi 0,28 persen.

Sentimen stimulus AS masih menjadi sentimen penggerak dolar AS. Kemarin, indeks dolar melemah setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan dirinya berharap bakal ada belanja stimulus yang berlaku surut.

Namun, Pelosi kemudian mengatakan prospek untuk mencapai kesepakatan dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin mungkin tidak akan tercapai sebelum Pemilu 3 November.

“(Pemimpin mayoritas Senat) Mitch McConnell mungkin tidak keberatan menyepakatinya setelah Pemilu," kata Pelosi, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper