Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan obligasi negara ritel seri ORI018 melebihi target yang telah ditetapkan sebesar Rp10 triliun. Kondisi perekonomian dan kupon yang atraktif menjadi sejumlah faktor pendorong minat masyarakat terhadap instrumen ini
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan, hingga penutupan penawaran ORI018 pada Selasa (21/10/2020), total pemesanan yang masuk mencapai Rp12,92 triliun.
“Angka tersebut jauh melampaui target awal yang ditetapkan oleh pemerintah,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (21/10/2020).
Selanjutnya, pemerintah akan melakukan pengecekan akhir untuk semua data pemesanan yang masuk di sistem e-SBN. Deni mengatakan, pihaknya akan melakukan penetapan hasil penerbitan secara resmi pada tanggal 23 Oktober 2020.
Terkait hasil tersebut, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan total penjualan ORI018 terbilang baik mengingat target yang telah tercapai. Selain itu, penerbitan ORI018 juga berdekatan dengan seri sukuk ritel SR013 beberapa pekan sebelumnya.
Menurutnya, hasil penjualan yang baik ini ditopang oleh animo masyarakat yang masih tinggi terhadap instrumen obligasi ritel. Hal tersebut terlihat dari penjualan-penjualan obligasi ritel sebelumnya yang mayoritas mencapai target yang ditentukan.
Baca Juga
“Saat ini, mereka juga sedang membutuhkan instrumen untuk berinvestasi karena kondisi yang penuh ketidakpastian,” katanya saat dihubungi pada Rabu (21/10/2020).
Ramdhan melanjutkan, total penjualan yang menggembirakan juga tidak terlepas dari distribusi yang lebih luas. Keterlibatan mitra distribusi dari perbankan dan layanan fintech membuat proses pembelian menjadi lebih mudah dan menjangkau lebih banyak masyarakat karena menggunakan platform daring.
Keterlibatan mitra distribusi yang lebih luas juga menandakan efektivitas sosialisasi yang dilakukan kepada para calon investor. Hal tersebut, lanjutnya, kian memperkuat kondisi pasar obligasi ritel Indonesia.
Selain itu, ORI018 juga menawarkan kupon yang menarik. Ia mengatakan, tingkat imbal hasil yang ditawarkan pada ORI018 terbilang lebih menarik bila dibandingkan dengan instrumen lain seperti deposito.
“Pajak yang diberikan pada ORI018 ini juga lebih rendah, hanya 15 persen. Jadi, masyarakat mendapatkan hasil yang lebih baik dibandingkan instrumen lain,” imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan Head of research & Market Information Department Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) Roby Rushandie. Menurutnya, antusiasme masyarakat terbilang cukup tinggi melihat angka penjualan yang melampaui target.
Pencapaian penjualan ORI018 ditopang oleh kondisi ekonomi yang cenderung berisiko. Hal ini membuat masyarakat lebih memilih untuk menabung dibandingkan melakukan belanja.
Ia melanjutkan, ORI018 menjadi pilihan yang tepat bagi masyarakat. Pasalnya, instrumen ini tergolong lebih aman dibandingkan jenis lainnya.
“Kestabilan penerimaan dari kupon dan risiko yang rendah juga membuat masyarakat meminati ORI018,” pungkasnya.
ORI018 merupakan instrumen surat berharga negara ritel terakhir yang diterbitkan pemerintah tahun ini. ORI018 memiliki tingkat kupon 5,70 dengan tenor 3 tahun (jatuh tempo 15 Oktober 2023). Adapun, pemesanan minimal Rp1 juta dan maksimal Rp3 miliar melalui midis luring maupun daring yang ditunjuk pemerintah.