Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pemurnian gas alam dan kimia dasar, PT Surya Esa Perkasa Tbk., mengaku bahwa pemegang saham saat ini dan investor baru akan turut meramaikan aksi penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement oleh perseroan.
Untuk diketahui, emiten berkode saham ESSA itu akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,43 miliar saham dengan nilai nominal Rp10 per saham. Adapun, jumlah tersebut setara dengan 10 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
Dengan demikian, berdasarkan asumsi seluruh saham baru yang diterbitkan dari saham portepel untuk private placement tersebut, maka pemegang saham dalam jangka pendek akan terkena risiko dilusi kepemilikan saham maksimal sebesar 9,09 persen dari persentase kepemilikan sebelum private placement.
Sekretaris Perusahaan Surya Esa Perkasa Lufy Setia mengatakan bahwa terdapat beberapa nama pemegang saham yang siap meramaikan aksi private placement perseroan yang diperkirakan digelar sebelum Desember 2020.
“Gabungan, ada investor existing dan juga pemegang saham yang baru. Jadi sebagai gambaran saja tidak satu nama, tetapi ada beberapa nama yang ikut serta, mungkin tiga atau jumlah lainnya,” ujar Lufy kepada Bisnis, Rabu (21/10/2020).
Kendati demikian, perseroan belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut terkait identitas pemegang saham pelaksana private placement tersebut.
Untuk diketahui, per 30 September 2020 kepemilikan saham mayoritas ESSA digenggam oleh PT Trinugraha Akraya Sejahtera sebesar 25,3 persen, diikuti PT Ramaduta Teltaka sebesar 15,38 persen, Chander Vinod Laroya sebesar 13,65 persen, Sugito Waluyo sebesar 5,39 persen, dan publik sebesar 31,36 persen.
Adapun, sejumlah nama konglomerat tercatat ikut mengimpit saham ESSA, antara lain TP Rachmat yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris perseroan sebesar 4,44 persen, Garibaldi Thohir yang menjabat sebagai komisaris perseroan sebesar 3 persen, Rahul Puri yang juga sebagai komisaris perseroan sebesar 0,66 persen.
Selain itu, beberapa direktur perseroan, yaitu Isenta, Kanishk Laroya, dan Mukesh Agrawal juga mengimpit kepemilikan saham perseroan masing-masing 0,39 persen, 0,31 persen, dan 0,12 persen.
Adapun, dana hasil aksi korporasi itu akan digunakan untuk menambah investasi pada entitas anak perusahaan PT Panca Amara Utama dan modal kerja perseroan.
Di sisi lain, perseroan tampak tengah gencar dalam aksi menggalang dana segar dalam beberapa waktu terakhir. Bersamaan dengan pengumuman private placement itu, ESSA juga mengungkapkan rencana untuk menerbitkan obligasi global sebesar US$650 juta, melalui anak usaha PT Panca Amara Utama.
Lufy menjelaskan bahwa saat ini perseroan tidak memiliki rencana ekspansi besar dan justru cenderung tengah menahan ekspansinya seiring dengan banyaknya tantangan bisnis akibat pandemi Covid-19.
Sebagian besar dana hasil penerbitan obligasi itu pun direncanakan untuk membiayai kembali atau refinancing utang anak usaha.
“Tujuan utama kami adalah untuk menjaga kas tetap positif dan sehat di tengah pandemi, makanya refinancing kewajiban itu juga sebagai upaya menjaga arus kas. Kami pasang posisi bertahan dulu,” papar Lufy.
ESSA akan meminta restu pemegang saham untuk rencana kedua transaksi itu dengan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang rencananya dilakukan pada 25 November 2020.