Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perkebunan sawit, PT Dharma Satya Nusantara Tbk., berupaya melakukan hilirisasi dan memberikan nilai tambah minyak sawit dengan membentuk perusahaan baru.
Emiten bersandi saham DSNG itu pembentukan perusahaan patungan atau joint venture dengan perusahaan asal Jepang eREX Co Ltd atau Erex Jepang.
Perseroan melalui anak usahanya, PT Dharma Energi Investama (DEI), bersama dengan Erex Singapore, yang merupakan anak perusahaan Erex Jepang, membangun PT Dharma Sumber Energi (DSE).
Sekretaris Perusahaan Dharma Satya Nusantara Paulina Suryanti menjelaskan bahwa perseroan melalui DEI menggenggam porsi mayoritas atas usaha patungan tersebut sebesar 67 persen, sedangkan Erex Singapura memiliki porsi sebesar 33 persen.
Adapun, kerja sama itu dilakukan dalam rangka penyediaan cangkang kelapa sawit (palm kernel shell) yang akan digunakan sebagai bahan baku pembangkit tenaga biomassa milik eREX Jepang.
“Cangkang yang tadinya limbah dan hanya jadi bahan bakar untuk boiler bisa dimanfaatkan untuk energi terbarukan yang memberikan nilai tambah maupun nilai ekonomis,” ujar Paulina kepada Bisnis, Selasa (20/10/2020).
Baca Juga
Selain itu, pemanfaatan cangkang kelapa sawit dalam kerja sama itu sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca yang berasal dari janjang kosong (jankos) yang semula ditabur sebagai pupuk organik sekarang diolah menjadi bahan bakar biomas untuk boiler di pabrik kelapa sawit pengganti cangkang sehingga lebih ramah lingkungan.
Nantinya, cangkang kelapa sawit yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan kerja sama ini berasal dari beberapa pabrik kelapa sawit milik perseroan dengan volume mencapai 70.000 per tahun untuk jangka waktu 15 tahun dan dapat diperpanjang.
Di sisi lain, Paulina juga menjelaskan bahwa pemilihan mitra strategis ini didasarkan karena Jepang memiliki keahlian dan pengalaman dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga biomasa, terutama dari bahan baku cangkang sawit.
Kemudian, cangkang kelapa sawit perseroan telah memiliki sertifikasi RSPO (Rountable Sustainable Palm Oil) sehingga menjadi nilai tambah bagi perseroan untuk beraliansi dengan mitra manapun, termasuk asing.
“Kerja sama ini juga merupakan langkah strategis Perseroan dalam menerapkan kebijakan keberlanjutan (sustainability), yakni memanfaatkan limbah dari hasil produksi CPO menjadi produk yang bernilai ekonomis,” jelas Paulina.
Untuk diketahui, DSNG dimiliki pengusaha TP Rachmat. Sebanyak 27,56 persen saham DSNG dimiliki oleh PT Triputra Investindo Arya, perusahaan yang didirikan TP Rachmat pada 1998.