Bisnis.com, JAKARTA — Pembelian obligasi negara ritel seri ORI018 diprediksi akan melonjak di hari-hari terakhir masa penawaran.
Berdasarkan data salah satu mitra distribusi daring per Senin (19/10/2020) pukul 18.00, penjualan ORI018 di hari penawaran ke 19 ini telah mencapai Rp8,65 triliun. Adapun masa penawaran berakhir 21 Oktober 2020.
Realisasi tersebut masih di bawah penjualan ORI017 pada Juli lalu yang mencapai Rp18,33 triliun, begitu pula jika dibandingkan dengan penjualan instrumen surat utang ritel yang diterbitkan sebelum ORI018 yaitu sukuk ritel seri SR013 yang mencapai Rp25,67 triliun.
Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas Ariawan mengatakan masih terbuka peluang penjualan ORI018 terus meningkat. Pasalnya, masa penawaran masih tersisa dua hari lagi sebelum resmi ditutup.
Dia menyebut biasanya penjualan surat berharga ritel memang mengalami peningkatan penjualan di hari-hari terakhir masa penawaran. Pun, dia memprediksi hal tersebut akan terjadi pada ORI018.
“[Masa penawaran] masih dua hari, apalagi penjualan kalau via online itu dua hari akan terbuka sih, bisa menampung banyak [pembelian]. Harusnya minat investor masih tetap tinggi,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (19/10/2020)
Ariawan menilai minat investor terhadap ORI018 cukup besar mengingat dari sisi kupon lebih menarik dibandingkan dengan imbal hasil dari deposito perbankan. ORI018 sendiri memiliki kupon 5,70 persen dengan tenor 3 tahun.
Selain itu, instrumen ritel jenis ORI juga dianggap sudah sangat familiar di kalangan investor dengan jumlah penerbitan 18 kali, paling sering dibandingkan instrumen ritel lain seperti savings bond ritel (SBR), sukuk ritel (SR), dan sukuk tabungan (ST).
“Ini bukan penerbitan baru-baru, ini udah ORI yang ke 18 kali, [investor] sudah familiar. Apalagi semakin mudah, bisa dibeli online, jadi minat dari sisi investor masih cukup besar,” tukasnya.