Bisnis.com, JAKARTA - PT Panca Amara Utama, anak usaha emiten pemurnian gas alam dan kimia dasar, PT Surya Esa Perkasa Tbk., akan menerbitkan obligasi dengan jumlah sebanyak-banyaknya US$650 juta atau Rp9,55 triliun (Kurs Rp14,705).
Terkait rencana tersebut, Surya Eka Perkasa akan memberikan jaminan perusahaan, aset perseroan, dan aset anak usaha perseroan. Manajemen Surya Esa Perkasa menjelaskan bahwa dana hasil dana hasil penerbitan global bond akan digunakan PAU untuk pembiayaan kembali (refinancing) seluruh utang kepada International Finance Corporation. Nilai outstanding utang pokok PAU per 30 September 2020 yaitu sebesar US$ 436,68 juta
“Dana yang diperoleh dari Transaksi akan digunakan untuk pembiayaan kembali (refinancing) seluruh utang PAU, yang akan meningkatkan fleksibilitas dan likuiditas keuangan serta arus kas PAU dalam jangka pendek dan menengah, untuk membayar bunga dan angsuran pokok,” tulis Manajemen Surya Esa Perkasa seperti dikutip dari keterbukaan informasi, Senin (19/10/2020).
Selain itu, Manajemen Surya Esa Perkasa mengharapkan realisasi dana yang diperoleh dari Transaksi yang diperoleh oleh PAU dapat meningkatkan keberlanjutan usaha PAU di masa depan.
Di sisi lain, ESSA akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,43 miliar saham dengan nilai nominal Rp10 per saham melalui mekanisme penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu. jumlah tersebut setara dengan 10 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
Rencana private placement ini akan memberikan efek dilusi maksimal 9,09 persen dari persentase kepemilikan sebelum private placement. Manajemen Surya Esa Perkasa menjelaskan bahwa dana hasil aksi korporasi itu akan dipergunakan untuk menambah investasi pada entitas anak perusahaan PT Panca Amara Utama dan modal kerja perseroan.
Baca Juga
“Sebesar 80-90 persen tambahan modal akan digunakan untuk investasi pada entitas anak perusahaan, PT Panca Amara Utama, sedangkan sebesar 10-20 persen tambahan dana akan digunakan sebagai modal kerja dan bisnis Perseroan,” tulis manajemen ESSA.
ESSA akan meminta restu pemegang saham untuk aksi korporasi itu dengan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang rencananya dilakukan pada 25 November 2020.
Untuk diketahui, per 30 September 2020 kepemilikan saham mayoritas ESSA digenggam oleh PT Trinugraha Akraya Sejahtera sebesar 25,3 persen, diikuti PT Ramaduta Teltaka sebesar 15,38 persen, Chander Vinod Laroya sebesar 13,65 persen, Sugito Waluyo sebesar 5,39 persen, dan publik sebesar 31,36 persen.
Adapun, sejumlah nama konglomerat tercatat ikut mengimpit saham ESSA, antara lain TP Rachmat yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris perseroan sebesar 4,44 persen, Garibaldi Thohir yang menjabat sebagai komisaris perseroan sebesar 3 persen, Rahul Puri yang juga sebagai komisaris perseroan sebesar 0,66 persen.
Selain itu, beberapa direktur perseroan, yaitu Isenta, Kanishk Laroya, dan Mukesh Agrawal juga mengimpit kepemilikan saham perseroan masing-masing 0,39 persen, 0,31 persen, dan 0,12 persen.