Bisnis.com, JAKARTA – Emiten kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk. mengonfirmasi bahwa anak usahanya ikut dalam lelang operator Pelabuhan Patimban.
Sekretaris Perusahaan Waskita Karya Ratna Ningrum mengatakan bahwa PT Waskita Karya Infrastruktur tengah dalam proses lelang operator Pelabuhan Patimban.
“Waskita Karya Infrastruktur saat ini sedang mengikuti lelang tersebut dan masih dalam proses,” kata Ratna kepada Bisnis, Rabu (14/10/2020).
Baru-baru ini, nama PT Waskita Karya Infrastruktur muncul bersama nama 9 perusahaan lain yang mendaftar dan mengambil dokumen prakualifikasi tender operator Patimban.
Ketua Umum Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI) Aulia Febri mengatakan dengan masuknya anak usaha emiten berkode saham WSKT tersebut menunjukkan bahwa pelabuhan tidak harus dikelola oleh ahli di bidang pelabuhan atau pelayaran.
“SDM mudah direkrut, teknologi tinggal beli, dunia terbuka tidak perlu hanya ahli di pelayaran atau pelabuhan yang dapat berbisnis jadi operator pelabuhan. Itu arogansi namanya," ujar Aulia.
Baca Juga
Selain Waskita Karya Infrastruktur, terdapat sembilan badan usaha lain yang mendaftar dalam lelang Pelabuhan Patimban yaitu PT Indika logistik Support Services; PT Samudera Terminal Indonesia; PT CTCorp Infrastruktur Indonesia; PT UC Services; PT Hasnur Jaya International; PT Hasnur Resources Terminal; PT Wahyusamudra Indah; PT Kaltim Kariangau Terminal; PT Waskita Karya Infrastruktur; dan PT Temas Tbk.
Dari kesepuluh perusahaan tersebut, nama PT Waskita Karya Infrastruktur dan PT CTCorp Infrastruktur tidak memiliki rekam jejak di bidang pelabuhan karena lebih dominan di industri investasi dan infrastruktur.
Aulia Febri menambahkan bahwa sesuai dengan harapan pihaknya sejak awal agar pengelola Pelabuhan Patimban adalah pengusaha swasta, bukan BUMN yang sudah mengelola pelabuhan.
Apabila pengelola Pelabuhan Patimban adalah BUMN operarot pelabuhan seperti Pelindo II atau anak usahanya, Aulia Febri khawatir Pelindo akan melakukan penyeimbangan volume pengelolaan barang antara Patimban dan Tanjung Priok.
Hasilnya, tujuan Pelabuhan Patimban guna mendukung kawasan industri sekitarnya menjadi tidak maksimal.