Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 15,5 poin atau 0,30 persen ke posisi 5.148,07 setelah bergerak fluktuatif sepanjang sesi pertama pada perdagangan hari ini, Rabu (14/10/2020). Saham PT Bank BRI Syariah Tbk. dan PT Aneka Tambang Tbk menjadi dua saham penggerak indeks hingga pertama perdagangan.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG dibuka di posisi 5.134,66 dan bergerak di rentang 5.125,04 hingga 5.159,67 sepanjang sesi pertama. Total perdagangan mencapai 8,14 miliar lembar dengan nilai transaksi Rp6,53 triliun. Investor asing masih mencatat nilai jual bersih atau net sell sebesar Rp40,90 miliar.
Secara sektoral, saham-saham di sektor infrastruktur dan pertambangan menjadi penopang kenaikan IHSG. Sektor infrastruktur naik 1,19 persen sedangkan sektor pertambangan menguat 1,58 persen.
Hingga sesi pertama, sebanyak 207 saham menguat, 199 saham melemah, dan 154 saham stagnan dibandingkan dengan penutupan kemarin. Saham BRIS dan ANTM menjadi salah dua saham penggerak indeks.
Saham BRIS langsung melonjak 23 persen saat pembukaan. Hingga akhir sesi pertama, saham BRIS naik 24,89 persen ke posisi 1.405.
Nilai transaksi saham BRIS mencapai Rp337,99 miliar. Investor asing tercatat net sell Rp6,10 miliar. Dalam sepekan terakhir, saham BRIS sudah melejit 65 persen.
Baca Juga
Saham BRIS diburu investor setelah dipastikan menjadi entitas penerima penggabungan atau survivor entity dalam rencana merger dengan Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah.
Sementara itu, saham ANTM melesat 14,38 persen menjadi 875. Saham ANTM diperdagangkan sebanyak 526 juta lembar dengan nilai transaksi Rp451 miliar.
Saham ANTM melonjak seiring dengan rencana perseroan masuk ke proyek baterai untuk kendaraan listrik (electronic vehicle/ EV).
Sebagai informasi, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) akan menjadi perwakilan PT Mining and Industry Indonesia (MIND ID), atau induk holding BUMN tambang, dalam proyek Indonesia Battery Holding (IBH).
Nilai investasi proyek pengembangan baterai dari tambang nikel hingga menjadi baterai kotak ini diperkirakan mencapai US$12 miliar.