Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia ditutup dengan hasil variatif seiring dengan pertimbangan potensi kemunduran pada penemuan vaksin Covid-19 pada Selasa(13/10/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, indeks TOPIX Jepang dan S&P/ASX 200 Australia berhasil menguat masing-masing 0,4 persen dan 0,1 persen,. Adapunindeks KOSPI Korea Selatan melemah 0,46 persen.
Sementara itu, indeks Shanghai Composite terpantau stagnan ditengah rilis data perekonomian China yang memunculkan sinyal pemulihan ekonomi.
Adapun di bursa Amerika, indeks S&P 500 sempat bereaksi setelah laporan bahwa studi vaksin Covid-19 dari Johnson & Johnson di jeda karena penyakit yang tidak dapat dijelaskan.
Adapun, saham teknologi termasuk Amazon.com Inc., Apple Inc. dan Twitter Inc. membantu Nasdaq 100 mencapai kenaikan terbesarnya sejak April.
Investor melihat prospek untuk segera mengakhiri kebuntuan stimulus di AS yang memudar mengingat anggota DPR diberitahu untuk tidak mengharapkan stimulus apa pun pada minggu ini.
Baca Juga
Hal ini membuat banyak perwakilan senat dari kubu Republik menolak proposal Gedung Putih untuk kesepakatan.
Sementara itu, penghentian studi Johnson & Johnson adalah tanda lain bahwa perlombaan untuk mendapatkan vaksin Covid-19 dan pemulihan ekonomi berjalan melambat.
“Hambatan saat ini berasal dari ketidakpastian seputar pemilihan AS dan ketidakpastian tentang waktu dan efektivitas vaksin,” Chris Iggo, Kepala Investasi, AXA IM Core Investments.
Di AS, musim laporan keuangan memang tengah berlangsung, sementara Amazon bersiap untuk bonanza Prime Day-nya, dan Apple akan mengeluarkan produk iPhone dengan jaringan 5G pada tahun ini.
Di sisi lain, hasil tes menunjukkan Presiden AS Donald Trump negatif Covid-19 selama beberapa hari berturut-turut, seminggu setelah keluar dari rumah sakit untuk perawatan penyakit tersebut.