Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia bergerak variatif disebabkan pertimbangan potensi kemunduran pada penemuan vaksin Covid-19 pada Senin (13/10/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, indeks TOPIX Jepang dan Hangseng Hongkong berhasil menguat masing-masing 0,072 persen dan 2,2 persen, sedangkan indeks KOSPI Korea Selatan melemah 0,46 persen.
Adapun di bursa Amerika, indeks S&P 500 sempat bereaksi setelah laporan bahwa studi vaksin Covid-19 dari Johnson & Johnson dijeda karena penyakit yang tidak dapat dijelaskan.
Adapun, saham teknologi termasuk Amazon.com Inc., Apple Inc. dan Twitter Inc. membantu Nasdaq 100 mencapai kenaikan terbesarnya sejak April.
Investor melihat prospek untuk segera mengakhiri kebuntuan stimulus di AS yang memudar mengingat anggota DPR diberitahu untuk tidak mengharapkan stimulus apa pun pada minggu ini.
Hal ini membuat banyak perwakilan senat dari kubu Republik menolak proposal Gedung Putih untuk kesepakatan.
Baca Juga
Sementara itu, penghentian studi Johnson & Johnson adalah tanda lain bahwa perlombaan untuk mendapatkan vaksin Covid-19 dan pemulihan ekonomi berjalan melambat.
“Hambatan saat ini berasal dari ketidakpastian seputar pemilihan AS dan ketidakpastian tentang waktu dan efektivitas vaksin,” Chris Iggo, Kepala Investasi, AXA IM Core Investments.
Di AS, musim laporan keuangan memang tengah berlangsung, sementara Amazon bersiap untuk bonanza Prime Day-nya, dan Apple akan menelurkan produk iPhone dengan jaringan 5G pada tahun ini.
Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump dites negatif Covid-19 selama beberapa hari berturut-turut, seminggu setelah keluar dari rumah sakit untuk perawatan penyakit tersebut.