Bisnis.com, JAKARTA — PT Bukit Asam Tbk. menargetkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Sumsel-8 dapat beroperasi secara komersial pada 2022.
Sekertaris Perusahaan Bukit Asam Apollonius Andwie C mengungkapkan perseroan memiliki proyek kerja sama dengan investor asing, China Huadian. Keduanya berkolaborasi dalam membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Sumsel-8 dengan kapasitas 2x620 MW.
Apollonius mengatakan proyek ini sedang berlangsung dan progresnya sudah mencapai sekitar 50 persen. PLTU Sumsel-8 menurutnya ditargetkan beroperasi komersial mulai kuartal I/2022.
“Kolaborasi ini pastinya membawa dampak yang sangat baik untuk perseroan,” ujarnya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.
Dia menjelaskan bahwa emiten berkode saham PTBA itu terus berupaya mencari peluang bisnis untuk meningkatkan nilai tambah dan memperluas bisnis perusahaan. Produsen batu bara itu menyatakan selalu terbuka untuk bekerja sama dengan para investor baik dalam maupun luar negeri.
Seperti diketahui, PLTU Sumsel-8 dibangun oleh PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) dengan nilai investasi US$1,68 miliar dengan skema pembiayaan ekuitas 25 persen dan utang 75 persen. HBAP merupakan konsorsium antara Bukit Asam dengan persentase kepemilikan 45 persen dan China Huadian Hongkong Company Ltd 55 persen.
Baca Juga
Konstruksi PLTU Sumsel-8 telah dimulai sejak Juni 2018 yang diperkirakan memerlukan waktu selama 42 bulan untuk Unit I dan 45 bulan untuk Unit II. Total kebutuhan batu bara diperkirakan sebesar 5,4 juta ton per tahun.