Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi pengerek utama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini dengan kontribusi sebesar 23,29 persen.
Dengan kapitalisasi pasar terbesar di bursa yakni saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi pengerek IHSG pekan ini dengan kontribusi sebesar 23,29 persen. saham BBCA tercatat naik 4,90 persen secara mingguan ke level 28.875.
Baca Juga
Bersama BBCA, ada pula saham PT Bank Permata Tbk. (BNLI) dengan kontribusi terhadap penguatan indeks 16,58 persen. Saham BNLI melesat 74,78 persen secara mingguan seiring dengan rencana aksi korporasi perseroan untuk menggelar tender offer.
Selanjutnya, ada saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), dan PT Gudang Garam Tbk. (GGRM). Ketiganya masing-masing berkontribusi 15,12 persen, 14,50 persen, serta 7,33 persen terhadap kenaikan IHSG.
Tercatat, dalam sepekan HMSP menguat 10,32 persen ke level 1.550, sedangkan BMRI naik 6,73 persen ke level 5.550, dan GGRM naik 10,63 persen ke level 44.250.
Sederet saham besar lainnya juga turut mengerek IHSG pada pekan ini seperti PT Astra International Tbk. (ASII), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.(TLKM).
Indeks harga saham gabungan mencatatkan kinerja sempurna sepanjang perdagangan pekan ini, 5—9 Oktober 2020.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (9/10/2020) IHSG ditutup di level 5.053,66 setelah menguat 14,52 poin atau 0,29 persen. Indeks berhasil kembali finis di zona hijau meski sempat terkoreksi pada awal dan akhir sesi I.
Ini sekaligus menandai penguatan indeks untuk kelima kalinya berturut-turut alias IHSG tak pernah absen untuk menguat sepanjang pekan ini. Secara mingguan, indeks tercatat berhasil menguat 2,58 persen.
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan ada sejumlah sentimen yang menjadi bahan bakar penguatan indeks pada pekan ini, baik dari domestik maupun global.
Untuk domestik, salah satu yang dinilai menjadi pendorong terkuat adalah disahkannya Undang-undang Cipta Kerja atau Omnibus Law.
Selain itu, Presiden Joko Widodo juga menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid19
Kedua sentimen positif dari dalam negeri sejalan dengan berbagai kabar positif dari global antara lain kesembuhan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, harapan akan paket stimulus baru AS, rebound harga komoditas, serta penguatan indeks Dow Jones.
Edwin menyebut akumulasi berbagai sentimen ini kemudian membuat IHSG mampu terus mencatatkan pembuatan sepanjang pekan, kendati di dalam negeri sempat ada riak seperti demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja.
“Jadi [penguatan indeks] bukan hanya karena Omnibus Law, lagipula demo kan sudah biasa bagi market,” katanya kepada Bisnis, Jumat (9/10/2020)