Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Konsolidasi, Pasar Sorot Pernyataan Trump Soal Stimulus

Pada perdagangan Rabu (7/10/2020) pukul 06.08 WIB, harga emas spot koreksi tipis 0,03 persen atau 0,65 poin menjadi US$1.877,53 per troy ounce.
Karyawan menunjukan replika emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan menunjukan replika emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas mengalami konsolidasi di tengah penguatan dolar AS. Investor juga memantau dampak penundaan pembicaraan stimulus lanjutan oleh Presiden AS Donald Trump.

Pada perdagangan Rabu (7/10/2020) pukul 06.08 WIB, harga emas spot koreksi tipis 0,03 persen atau 0,65 poin menjadi US$1.877,53 per troy ounce.

Harga emas Comex kontrak Desember 2020 turun 1,54 persen atau 29,4 poin menuju US$1.879,4 per troy ounce. 0,19 93,686.

Mengutip Marketwatch, emas berjangka ditutup lebih rendah pada hari Selasa, sehari setelah menetap di level tertinggi dalam dua minggu di tengah melemahnya dolar AS. Investor terus mengawasi pergerakan dolar, serta prospek stimulus tambahan dari Washington.

"Konsolidasi harga emas berlanjut. Kondisi makro bullish secara umum, jadi emas masih berpeluang naik dalam jangka menengah hingga panjang, karena ketidakpastian ekonomi dan ekspektasi inflasi," kata Will Cai, partner di Wilshire Phoenix.

Di sisi lain, dolar yang lebih kuat dipandang sebagai hal negatif untuk emas dan komoditas lainnya yang dihargai dalam dolar, membuatnya lebih mahal bagi pengguna mata uang lain.

Kenaikan imbal hasil Treasury meskipun pada hari Selasa dipandang sebagai negatif untuk emas. Penurunan hasil telah berkontribusi pada keuntungan logam tahun ini, mengurangi biaya peluang dalam memegang aset yang tidak memberikan keuntungan seperti komoditas.

Pada hari Selasa, Ketua Federal Reserve Jerome Powell menegaskan kembali keyakinannya bahwa ekonomi AS membutuhkan lebih banyak dukungan fiskal, meskipun sejauh ini pemulihan dari pandemi telah kuat.

“Pemulihan akan lebih kuat dan bergerak lebih cepat jika kebijakan moneter dan kebijakan fiskal terus berjalan berdampingan untuk memberikan dukungan kepada perekonomian hingga jelas-jelas keluar dari kesulitan,” katanya dalam pidatonya di National Association for Business Economics.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengakhiri pembicaraan dengan para pemimpin Demokrat tentang paket stimulus baru, beberapa jam setelah seruan terkuat Ketua Federal Reserve Jerome Powell soal kebutuhan stimulus yang lebih besar untuk menghindari kerusakan pada pemulihan ekonomi.

"Saya telah menginstruksikan perwakilan saya untuk berhenti bernegosiasi sampai setelah pemilihan ketika, segera setelah saya menang, kami akan mengesahkan RUU Stimulus utama yang berfokus pada pekerja keras Amerika dan Bisnis Kecil," kata Trump Selasa dalam sebuah tweet, dikutip dari Bloomberg, Rabu (7/10/2020).

Sentimen itu memberikan ketidakpastian baru terhadap pelaku pasar. Bursa saham AS pun jatuh setelah pernyataan Trump tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper