Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan tercatat harap-harap cemas dengan pergerakan indeks harga saham gabungan pada sisa tahun ini. Penyebaran pandemi Covid-19 masih menjadi momok para pelaku pasar.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 0,19 persen ke level 4.870,039 pada Rabu (30/9/2020) atau sesi terakhir kuartal III/2020.
Rapor penurunan IHSG 22,69 persen secara year to date (ytd) hanya berada dua peringkat di atas bursa Singapura dan Filipina yang berada di posisi buncit untuk kawasan Asia Pasifik periode berjalan 2020.
IHSG harus menghadapi sederet tekanan khususnya pada September 2020. Kabar negatif silih berganti datang selama bulan kesembilan mulai dari PSBB DKI Jakarta Jilid II, FinCEN Files, hingga kabar kepastian resesi yang datang lebih awal.
Direktur Eksekutif Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Samsul Hidayat mengatakan penurunan pasar modal sudah mencapai 22,6 persen secara year to date (ytd). Kondisi pandemi menurutnya telah mengakibatkan perlambatan ekonomi.
“Sehingga banyak perusahaan yang mengalami kesulitan dalam operasionalnya,” jelasnya kepada Bisnis, Rabu (30/9/2020).
Baca Juga
Samsul mengatakan rebound pasar modal akan sangat tergantung kepada apa yang terjadi atas bencana Covid-19. Apabila dapat diatasi, baik dengan vaksin maupun obat, meskipun tidak serta merta aktivitas ekonomi akan kembali normal.
“[Kondisi ini] akan membuat market kembali bergerak ke arah normal,” imbuhnya.
Direktur Utama PT Barito Pacific Tbk. Agus Salim Pangestu menyorot kekuatan investor ritel dalam negeri selama pandemi Covid-19. Menurutnya, sektor itu menjadi penopang pasar modal Indonesia.
“Ritel bagus sekali dan kuat. Semoga cepat pandemi selesai supaya bisa pulih 100 persen,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (30/9/2020).
Secara terpisah, Wakil Direktur Utama PT Sarana Menara Nusantara Tbk. Adam Ghifari mengatakan investor ritel pada 2020 berbeda dengan krisis 1998 dan 2008. Saat ini, akses informasi dan transaksi daring semakin andal.
“Mereka [investor ritel] juga ingin ikut merasakan untung juga. Jadi, menurut saya kalau selling pressure sudah mereda maka pemodal Indonesia bisa kembali membawa IHSG ke atas,” paparnya saat dihubungi.
Adam menyebut memang saat ini pelaku pasar sedang khawatir. Akan tetapi, berita positif akan kembali menumbuhkan optimisme.