Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus puas menutup akhir pekan dengan koreksi cukup tajam. Indeks tidak kuasa menahan tekanan bertubi-tubi yang muncul sejak awal pekan.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG turun 2,24 persen ke posisi 4.945,79. Hampir seluruh indeks sektoral turun, kecuali sektor aneka industri yang masih mencetak kenaikan 0,57 persen. Adapun saham-saham di sektor infrastruktur turun paling dalam sebesar 4,12 persen.
Pada 21 September 2020, IHSG turun 1,18 persen ke level 4.999,36 sekaligus meninggalkan level goceng. Indeks turun karena terpapar sentimen negatif dari laporan The Financial Crimes Enforcemenet Network (FinCEN). Laporan ini mengungkap transaksi mencurigakan antara 22 Desember 2008 hingga 3 Juli 2017.
Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa Bursa Efek Indonesia Laksono Widodo mengatakan sentimen negatif dari FinCEN mempengaruhi semua bursa dunia. Kabar itu menurutnya juge mempengaruhi pasar modal dalam negeri pada sesi Senin (21/9/2020).
“[Selain FinCEN] dan juga kemungkinan lockdown baru di Eropa,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (21/9/2020).
Sehari berselang, IHSG juga ditutup dengan pelemahan 1,31 persen. Di hari yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani menggelar konferensi pers APBN Kita.
Baca Juga
Dia mengungkapkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan minus 2,9 persen—1,0 persen pada kuartal III/2020. Angka itu direvisi dari proyeksi sebelumnya minus 1,1 persen hingga positif 0,2 persen.
Proyek pertumbuhan yang pesimis itu membuat pelaku pasar khawatir dan aksi jual tidak dapat dibendung. Sentimen ini dinilai bertahan lumayan bertahan lama.
Belum lagi kasus infeksi baru virus corona yang bertambah membuat animo pelaku pasar surut. Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai transaksi saham terbilang sepi akibat sejumlah faktor.
“Minimnya data makroekonomi domestik maupun global yang memberikan pengaruh yang positif terhadap pasar,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (24/9/2020).
Nafan menyebut pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait kontraksi pertumbuhan ekonomi juga turut mempengaruhi pelaku pasar. Kabar FinCEN Files juga membuat pelaku pasar bersikap wait and see.
Di akhir pekan, IHSG berhasil bangkit dengan penguatan 103,03 poin atau 2,13 persen ke posisi 4.945,79. IHSG rebound setelah ada sinyal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyetujui vaksin buatan China.
Adapun SinoVac, perusahaan asal China berjanji untuk menyebarkan vaksin virus corona (Covid-19) pada awal 2021 ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.
SinoVac adalah salah satu perusahaan vaksin yang bekerja sama dengan PT Bio Farma (Persero).
BEI melansir, selama sepekan, rata-rata volume sepekan mengalami penurunan 17,24 persen menjadi sebesar 9,503 miliar saham. Nilai transaksi harian bursa juga turun 16,90 persen menjadi Rp6,748 triliun.
Selain itu, kapitalisasi pasar bursa selama sepekan juga turut mengalami perubahan sebesar 2,15 persen menjadi Rp5.751,972 triliun dari Rp5.878,495 triliun pada pekan lalu.