Bisnis.com, JAKARTA - PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) berencana menerbitkan sukuk ijarah dengan membidik dana sebanyak-banyaknya Rp723 miliar untuk memperkuat pendanaan perseroan.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan pada Senin (21/9/2020), perusahaan yang bergerak di bidang aktivitas telekomunikasi ini akan menawarkan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Moratelindo Tahap III Tahun 2020 dengan sisa imbalan ijarah sebanyak-banyaknya Rp723 miliar.
Penawaran umum surat utang syariah ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Moratelindo dengan target yang dihimpun Rp3 triliun. Sukuk ijarah kali ini dijamin dengan kesanggupan penuh sebesar Rp264,40 miliar dan kesanggupan terbaik sebanyak-banyaknya Rp458,59 miliar.
Adapun, sukuk ijarah yang ditawarkan terdiri dari dua seri. Seri A, jumlah sisa imbalan ijarah Rp208,25 miliar dengan cicilan imbalan ijarah Rp21,86 miliar per tahun dan jangka waktu tiga tahun. Seri B, jumlah sisa imbalan ijarah Rp56,15 miliar dengan cicilan imbalan ijarah Rp6,31 miliar per tahun dan jangka waktu lima tahun.
Sementara itu, sisa dari jumlah sisa imbalan ijarah yang ditawarkan sebanyak-banyaknya Rp458,59 miliar pada sukuk ijarah seri A dan seri B akan dijamin secara kesanggupan terbaik.
Lebih lanjut, cicilan imbalan ijarah dibayarkan setiap tiga bulan sekali sejak tanggal emisi. Tanggal pembayaran cicilan imbalan ijarah pertama akan dilakukan pada 7 Januari 2020 dan yang terakhir pada masa jatuh tempo masing-masing seri pada 7 Oktober 2023 dan 7 Oktober 2025. Perseroan menyampaikan aset dasar dalam penerbitan sukuk ijarah kali ini adalah backbone dan access milik Moratelindo.
PT Pemeringkat Efek Indonesia memberikan peringkat idA (syariah) untuk surat utang syariah milik Moratelindo ini. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek PT BNI Sekuritas dan PT Sucor Sekuritas sementara wali amanat PT Bank Bukopin Tbk.
Moratelindo menyampaikan seluruh dana yang diperoleh dari penerbitan sukuk ijarah ini akan digunakan 75 persen untuk mendanai utang yang jatuh tempo (refinancing). Sedangkan sisanya sebesar 25 persen akan digunakan untuk kebutuhan investasi backbone dan access di luar jaringan yang ada serta ducting.
Rencana tersebut sesuai dengan rencana pembangunan submarine cable dan inland cable beserta perangkat penunjang baik aktif maupun pasif infrastruktur di beberapa pulau di Indonesia termasuk namun tidak terbatas pada pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Kalimantan.
Saat ini Moratelindo memiliki jaringan backbone dari Jakarta – Singapura yang terdiri dari submarine cable dan inland cable yang melintas di sepanjang pulau Sumatera dengan nama Sumatera Backbone.
Perseroan juga memiliki backbone (inland cable) sepanjang pulau Jawa yang disebut dengan Java Backbone.
“Selain itu, dana yang diperoleh dari penawaran umum sukuk ijarah ini juga akan digunakan untuk peningkatan kapasitas jaringan yang sudah ada dan penambahan kapasitas jaringan yang baru,” tulis manajemen Moratelindo.