Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bangkit dari Keterpurukan, Rupiah Bisa Sentuh Rp14.651 di Akhir Tahun

Prospek pemulihan ekonomi dan posisi obligasi dengan yield tinggi di Indonesia akan membawa rupiah menguat 1,3 persen dari level saat ini pada Desember 2020.
Karyawati menghitung uang rupiah dan dollar AS di salah satu bank di Jakarta, Kamis (10/9/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menghitung uang rupiah dan dollar AS di salah satu bank di Jakarta, Kamis (10/9/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah ekonom dari perusahaan asing memperkirakan rupiah bakal menguat pada akhir 2020, berbalik dari posisi sebagai mata uang terlemah di Asia saat ini.

Namun demikian, perkembangan kasus Covid-19 dan isu independensi bank sentral bakal terus menjadi sorotan pelaku pasar.

Berdasarkan median anallisis ekonom yang disurvei Bloomberg, prospek pemulihan ekonomi dan posisi obligasi dengan yield tinggi di Indonesia akan membawa rupiah menguat 1,3 persen dari level saat ini pada Desember 2020.

Pada perdagangan Kamis (16/9/2020) pukul 12.06 WIB, rupiah di pasar spot terpantau menguat 0,01 persen menjadi Rp14.844. Kenaikan 1,3 persen pun membuat rupiah berada di level Rp14.651 pada akhir tahun nanti.

Sejak awal tahun, rupiah telah terdepresiasi sekitar 7 persen yang membuat rupiah menjadi mata uang dengan performa terburuk di Asia.

Adapun, Westpac Banking Corp., Australia & New Zealand Banking Group Ltd. (ANZ Group), dan Malayan Banking Bhd (Maybank). merupakan kelompok yang bullish terhadap rupiah setelah fluktuasi jangka pendek belakangan ini.

Head of Asia Research ANZ Khoon Goh menilai kasus Covid-19 di Indonesia yang dapat dikendalikan dan proposal mengenai amandemen UU Bank Indonesia yang dapat memengaruhi independensi bank sentral dibatalkan bakal menjadi sentimen positif bagi rupiah menjelang akhir tahun.

“Saya memperkirakan rupiah pulih hingga akhir tahun, tapi penguatan masih tergantung dengan sentimen negatif yang ada saat ini,” kata Goh seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (16/9/2020).

Goh memperkirakan rupiah dapat menyentuh Rp14.300 per dolar AS pada akhir 2020 nanti.

Sedikit berbeda, Head of Asia Macro Strategy Westpac Banking Frances Cheung memperkirakan rupiah dapat parkir pada level Rp14.400 pada akhir tahun ini.

Selanjutnya, FX Strategist Maybank Yanxi Tank melihat rupiah berpotensi menguat lebih tinggi lagi menjadi Rp14.200 per dolar AS.

“Pasar masih akan mencermati Pemilu AS dan kesuksesan percobaan vaksin sebelum akhirnya bisa lebih nyaman kembali ke rupiah dan aset berisiko,” ujar Tan.

Selain faktor fundamental, indikator teknikal seperti MA50, MA100, dan MA200 hingga stochastic juga menunjukkan arah rupiah bakal rebound pada sisa 3,5 bulan tahun ini.

Dalam jangka pendek, pelaku pasar bakal menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) dari Bank Indonesia yang akan berakhir Kamis (17/9/2020) terkait dengan kebijakan moneter dan independensi bank sentral dalam memonetisasi obligasi.

Ekonom Societe Generale SA Kunal Kundu memperkirakan pemangkasan suku bunga dari BI ke depannya dapat menjadi tantangan bagi rupiah. Dirinya memperkirakan rupiah masih akan berada di barisan mata uang berperforma terburuk di Asia pada tahun ini.

Sependapat, Head of Economics and Strategy Mizuho Bank Ltd. Vishnu Varathan memperkirakan pelemahan rupiah paling dalam bisa mencapai Rp15.300 per dolar AS pada akhir tahun nanti akibat pandemi Covid-19.

“Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia sulit dikendalikan, yang mana tidak menguntungkan untuh rupiah,” kata Varathan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper