Bisnis.com, JAKARTA - Venezuela dikabarkan telah mengimpor minyak dari Iran untuk pertama kalinya di tengah sanksi ekonomi AS yang dijatuhkan kepada dua negara itu.
Mengutip laporan Bloomberg, sebuah kapal tanker minyak milik Iran bersandar di Pelabuhan Jose yang dikendalikan Venezuela pada Sabtu (12/9/2020) untuk menurunkan 2 juta barel kondensat dari blok South Pars milik Iran dan Qatar.
Hal itu merupakan pertama kalinya Venezuela mengimpor minyak mentah dari Iran, meskipun yang dikirim adalah bensin. Selain itu, pengiriman itu juga merupakan impor minyak pertama Venezuela sejak April 2019.
Untuk diketahui, baik Iran dan Venezuela terus mencari celah untuk menyelamatkan ekonominya seiring dengan sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh AS untuk kedua negara itu.
Pada bulan lalu, AS telah menyita empat kapal tanker yang membawa bensin Iran menuju Venezuela. Kapal tanker itu mengangkut 1,116 juta barel minyak.
Selain itu, Venezuela sebagai anggota pendiri OPEC dan pemilik cadangan minyak terbesar dunia, juga tengah berjuang untuk mencegah penurunan produksi setelah sanksi AS memutus akses negara minyak itu ke para pembelinya.
Baca Juga
Adapun, sanksi AS itu sebagai buntut penolakan terhadap pemerintahan Nicolas Maduro di Venezuela.
AS dan puluhan negara lainnya mendukung dan mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai Presiden Venezuela terpilih, tetapi Nicolas Maduro tetap bersikeras mempertahankan kekuasaannya meskipun mendapatkan sanksi dari banyak pihak.
Berdasarkan data yang dikumpulkan Bloomberg, produksi minyak Venezuela jatuh hanya menjadi sekitar 339.000 barel per hari pada Juli, menjadi level produksi terendahnya sejak 1910-an.
Adapun, kargo minyak dari Iran itu kemungkinan besar nantinya akan digunakan oleh perusahaan minyak negara Venezuela, PDVSA, sebagai bahan bauran minyak dan membantu menopang produksi minyak negara itu yang kian melemah.
Saat ini, negara minyak itu tengah mengalami kekurangan bensin sehingga memaksa banyak warga mengantri berjam-jam bahkan berhari-hari untuk mendapatkan bensin.
Akibat hal itu, kerusuhan sosial di Venezuela diproyeksi semakin meningkat sehingga PDVSA terus bergulat untuk menghidupkan kembali jaringan penyulingan yang lumpuh.
Di sisi lain, Negara itu tampaknya akan segera melepas gelarnya sebagai negara minyak seiring dengan pendapatan negara dari ekspor minyak terus tergerus.
Berdasarkan data Bloomberg, pengiriman minyak mentah Venezuela merosot hanya menjadi 167.222 barel per hari pada pekan kedua Juni 2020. Jumlah itu turun 45 persen dibandingkan dengan periode yang sama bulan sebelumnya.
Padahal, ekspor minyak mentah menjadi kontributor utama pendapatan Venezuela selama ini dan pernah menyumbang 95 persen dari arus masuk mata uang asing ke negara itu. Venezuela pun dikenal sebagai rumah dari cadangan minyak terbesar dunia.