Bisnis.com, JAKARTA – Emiten ritel gawai dan aksesoris PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) menyatakan akan selalu berkomitmen dan mendukung program pemerintah pusat dan daerah dalam hal meminimalisir penyebaran Covid-19.
Wakil Direktur Utama Erajaya Hasan Aula mengatakan perseroan telah mendapatkan informasi mengenai pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara penuh untuk wilayah Jakarta dari Pemerintah Provinsi.
“Namun hingga saat ini, kami belum mendapatkan detail lebih jauh yang menyangkut pada dan dampak atas operasional ritel baik di dalam maupun di luar pusat-pusat perbelanjaan,” ungkap Hasan kepada Bisnis, Jumat (11/9/2020).
Terlepas dari pemberlakuan tersebut, perseroan berusaha untuk selalu berinovasi dan menggulirkan strategi baru untuk mendongkrak penjualan pada kuartal ketiga ini. Dia menggambarkan, salah satu inovasi perseroan inisiatif O20 atau online to offline, mobile selling, layanan pesan antar, dan beragam strategi penjualan lainnya.
Sebagai gambaran, ERAA termasuk emiten yang beruntung masih bisa mencatatkan pertumbuhan laba 3,8 persen secara tahunan menjadi Rp113,4 miliar selama enam bulan pertama tahun ini.
Namun, perusahaan yang mengoperasikan gerai Erafone tersebut mencatatkan penurunan penjualan sebesar 6,26 persen menjadi Rp14,46 triliun pada periode yang sama.
Baca Juga
Sebelumnya, analis Danareksa Sekuritas Andreas Kenny menyatakan prospek bisnis ERAA masih cenderung stabil pada tahun ini tercermin dari kinerja keuangannya yang tidak terlalu terdampak terlalu parah dibandingkan pemain ritel lain.
“Memang angka pertumbuhan sales negatif, tapi hanya mid single digit. Penjualan elektronik dan HP dan komputer, lewat penjualan online juga memang sudah banyak bahkan sebelum Covid-19. Jadi masih bisa membantu kinerja ERAA,” ungkapnya, Kamis (10/9/2020).
ERAA juga dianggap sebagai emiten ritel yang relatif tangguh di tahun pandemi ini karena diuntungkan akibat kebijakan IMEI (International Mobile Equipment Identity) sehingga pembeli merasa membeli lewat jaringan ritel Erajaya adalah pilihan terbaik.
“Tapi, lebih bijak wait and see dulu (memilih saham emiten ritel). Walaupun tahun depan outlook lebih bagus, kalau mau long term lebih dari 1 tahun (direkomendasikan) keep. Saya rasa harga cenderung sudah menarik,” tutupnya.