Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Zoom dan Apple Melesat, Wall Street Kembali Cetak Rekor

Saham Zoom naik lebih dari 40 persen dan mengerek indeks Nasdaq. Sementara itu, saham Apple naik hampir 4 persen dan membuat indeks S&P 500 menempati level tertinggi baru setelah reli sepanjang Agustus 2020.
Aktivitas perdagangan saham di New York Stock Exchange. Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi setelah reli saham-saham teknologi, Selasa (1/9/2020)./Bloomberg
Aktivitas perdagangan saham di New York Stock Exchange. Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi setelah reli saham-saham teknologi, Selasa (1/9/2020)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Amerika Serikat (AS) belum kehabisan tenaga untuk terus menanjak ke level yang lebih tinggi. Tiga indeks saham acuan kompak menguat, dipimpin saham-saham teknologi.

Dilansir dari Bloomberg, Wall Street mencetak rekor baru berkat kenaikan saham-saham teknologi. Saham-saham tersebut seiring dengan benefit yang didapat emiten dari pola bekerja dari rumah (work from home) yang menjadi kebiasaan baru di saat pandemi.

Saham Zoom Video Communications Inc memimpin reli perusahaan-perusahaan teknologi dengan kenaikan 40,78 persen. Indeks Nasdaq pun terkerek 1,39 persen.

Sementara itu, saham Apple Inc naik sebesar 3,98 persen dan mendongkrak indeks S&P 500 ke level baru setelah kenaikan terbesar di Agustus 2020. Indeks S&P 500 naik 0,75 persen ke posisi 3.526,65.

Pasar saham semakin bergejolak karena investor tengah mengantisipasi banjir likuiditas menyusul pengumuman The Federal Reserve pekan lalu yang mempertahankan kebijakan quantitative easing. 

Sementara itu, indeks manufaktur China naik dan mengisyaratkan peningkatan permintaan global akan ekspor. Hal ini menjadi pertanda baik bagi perekonomian global.

"Sekarang tema besarnya adalah reli yang tidak henti-hentinya memecahkan rekor di saham-saham teknologi," ujar Manajer Portofolio Aset Fiera Capital Corp, Candice Bangsund seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (2/9/2020).

Kinerja Wall Street terus mencetak rekor di tengah penurunan dolar AS.

Savvas Savouri, kepala ekonom di Toscafund Asset Management mengatakan dolar diperkirakan akan terus melemah. Hal ini merujuk pada arah kebijakan The Fed yang menargetkan inflasi 2 persen.

"Ini sudah jelas, The Fed ingin inflasi meningkat dan satu-satunya cara yang dapat digunakan untuk mencapai adalah dengan pelemahan mata uang [dolar AS]," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (1/9/2020).

Sementara itu, di Asia indeks juga ditutup bervariasi. Bursa Korea, Indonesia, mengalami kenaikan. Sementara itu, indeks saham Australia turun ke level terendah sejak Agustus.

Berikut perkembangan pasar lainnya

Saham

  • Indeks S&P 500 naik 0,8 persen pada jam 4 sore. Waktu New York.
  • Indeks Stoxx Europe 600 turun 0,3 persen.
  • MSCI Asia Pacific Index naik 0,5 persen.
  • Indeks Pasar Berkembang MSCI meningkat 1,5 persen.

Mata Uang

  • Indeks Spot Dolar Bloomberg naik kurang dari 0,1 persen.
  • Euro turun 0,2 persen menjadi $ 1,1908.
  • Yen Jepang sedikit berubah pada 105,95 per dolar.

Obligasi

  • Imbal hasil obligasi AS 10-tahun turun tiga basis poin menjadi 0,67 persen.
  • Imbal hasil obligasi Jerman 10-tahun turun dua basis poin menjadi -0,42 persen.
  • Imbal hasil obligasi Inggris 10-tahun turun dua basis poin menjadi 0,29 persen.

Komoditas

  • Minyak mentah West Texas Intermediate naik 0,6 persen menjadi $ 42,88 per barel.
  • Tembaga turun 1,4 persen menjadi $ 3,019 per pon.
  • Emas naik 0,1 persen menjadi $ 1,969.56 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper