Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah manajer investasi percaya diri dana kelolaan industri reksa dana bakal terus meningkat hingga akhir 2020. Setelah diterpa penurunan cukup tajam, dana kelolaan mulai kembali menanjak dan mendekati level sebelum pandemi.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 31 Agustus 2020, dana kelolaan reksa dana sepanjang Agustus mencapai Rp520,83 triliun, naik 3,34 persen dibandingkan dengan Juli 2020 sebesar Rp504,00 triliun.
Angka tersebut hanya terpaut tipis dari jumlah dana kelolaan sebelum pandemi (Februari 2020) sebesar Rp525,27 triliun.
Sejalan dengan tren industri, Avrist Asset Management (Avrist AM) juga mengakui dana kelolaan terus bertumbuh hingga Agustus 2020.
Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich mengatakan sepanjang Agustus dana kelolaan tumbuh 6 persen secara bulanan. Selain itu, unit penyertaan juga naik 5 persen.
“Jadi kontributor terbesar dari kenaikan dana kelolaan lebih banyak dari kenaikan subscribe [pembelian reksa dana],” ungkapnya kepada Bisnis, Selasa (1/9/2020)
Baca Juga
Dia menyebut reksa dana yang paling banyak diminati atau dibeli sepanjang Agustus adalah produk-produk reksa dana pendapatan tetap.
Pasalnya, reksa dana tersebut dinilai menarik seiring dengan tingkat inflasi yang semakin rendah, pelonggaran kebijakan moneter, dan imbal hasil lebih tinggi dari deposito.
Secara terpisah Direktur Utama PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) Alvin Pattisahusiwa mengatakan produk reksa dana pasar uang menjadi jenis reksa dana yang dana kelolaannya naik cukup signifikan sepanjang Agustus. Namun, dia belum memiliki detail angkanya.
“Saat ini yang naik cukup banyak adalah RDPU [reksa dana pasar uang],” katanya ketika dihubungi Bisnis.
Dia mengaku optimistis kondisi dana kelolaan akan terus membaik seiring dengan momentum pemulihan ekonomi nasional dan likuiditas yang relatif berlimpah.
Hal ini, kata Alvin, terlihat dari dana kelolaan secara industri yang sudah berada di atas Rp500 triliun meski secara year to date masih minus sekitar 4 persen.
“Untuk semester II, kami optimis kondisi AUM [asset under management] akan terus membaik,” imbuhnya.
Secara umum, reksa dana saham mencetak kinerja paling moncer sepanjang Agustus 2020. Mengacu pada data Infovesta Utama per 31 Agustus 2020, reksa dana saham mencetak imbal hasil 1,39 persen.
Perolehan ini seiring dengan kinerja moncer indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam periode yang sama, yang mencatatkan penguatan 1,73 persen.
Menyusul reksa dana saham, reksa dana campuran mencatatkan kinerja 0,85 persen, juga ditopang oleh penguatan IHSG.
Di sisi lain, imbal hasil reksa dana pendapatan tetap tercatat sebesar 0,73 persen sejalan dengan kinerja indeks obligasi pemerintah (Infovesta Government Bond Index) sebesar 0,95 persen dan indeks obligasi korporasi (Infovesta Corporate Bond Index) sebesar 0,63 persen.
Kemudian, reksa dana pasar uang mencatatkan kinerja 0,40 persen, kinerja yang paling stabil dan konsisten dari bulan-bulan sebelumnya.