Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbal Hasil Terus Naik, Reksa Dana Dinilai Masih Prospektif

Seluruh jenis reksa dana kompak mencatatkan hasil positif setiap bulan sejak April 2020 hingga Agustus 2020.
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Tren positif pada kinerja reksa dana selama lima bulan berturut-turut membuat instrumen investasi kolektif ini masih prospektif untuk menjadi alternatif investasi.

Berdasarkan data Infovesta Utama per 28 Agustus 2020, seluruh jenis reksa dana kompak mencatatkan hasil positif setiap bulan sejak April 2020 hingga Agustus 2020. Adapun, reksa dana saham memimpin dengan imbal hasil paling tinggi.

“Ini menunjukkan bahwa investasi reksa dana masih dapat dijadikan alternatif investasi yang menarik dan cukup prospektif di tengah kekhawatiran kondisi ekonomi di Indonesia,” demikian tulis tim riset Infovesta dalam publikasinya, Senin (31/8/2020).

Infovesta menyatakan kinerja reksa dana saham yang digambarkan dalam Infovesta 90 Equity Fund Index serta rd campuran yang diilustrasikan dalam Infovesta 90 Balanced Fund Index didukung oleh penguatan kinerja IHSG.

“Hal ini dikarenakan pasar saham dalam negeri masih didukung oleh investor ritel walaupun pihak asing masih melakukan capital outflow terlihat dari data net foreign sell sebulan terakhir yang mencapai Rp6,97 T,” tambah Infovesta.

Di sisi lain, proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada kuartal III/2020 masih tertekan khususnya Indonesia yang diperkirakan akan masuk ke dalam jurang resesi pada akhir bulan depan.

Tak hanya itu, angka kasus Covid-19 yang masih meningkat di Indonesia, Pilpres Amerika Serikat di bulan November mendatang, serta kondisi ekonomi global lainnya masih menjadi faktor pertimbangan investor dalam investasi instrumen berbasis saham.

Sementara itu, kinerja reksa dana pendapatan tetap juga didukung oleh penguatan kinerja IGBI dan ICBI, terutama oleh obligasi pemerintah. Kinerja reksa dana pendapatan tetap hingga Agustus 2020 juga masih didukung oleh investor lokal.

Akan tetapi, Infovesta memproyeksikan terjadi penguatan lebih lanjut pada produk investasi berbasis pendapatan tetap karena pihak asing yang sudah mulai masuk ke dalam investasi pasar obligasi Indonesia.

Hal tersebut ditunjukkan melalui angka kepemilikan SBN oleh pihak asing selama satu minggu terakhir per 27 Agustus 2020 tercatat naik dari yang semula sebesar Rp4 triliun menjadi Rp940 triliun.

Pun, didukung dengan penurunan persepsi risiko asing yang terlihat pada CDS 5 Years Indonesia yang sudah menyentuh dibawah level 100 yaitu di level 96,92. Selain itu, The Fed juga menargetkan angka inflasi yang lebih agresif di 2 persen.

“Hal ini diharapkan dapat memberikan sentimen positif ke dalam pasar saham maupun obligasi di Indonesia. Dimana level tingkat suku bunga di Indonesia diharapkan masih dipertahankan di level rendah hingga akhir tahun 2020,” tutur Infovesta.

Dengan demikian, untuk Investor yang lebih agresif, dapat secara perlahan melakukan akumulasi portfolio pada reksa dana saham karena reksa dana saham masih berpotensi naik seiring dengan ekspektasi pemulihan ekonomi yang didukung dengan pembukaan kembali ekonomi serta pemulihan indeks PMI Manufaktur.

Adapun, untuk investor yang memiliki profil risiko balanced dapat membagi proporsi portfolio antara reksa dana saham maupun reksa dana pendapatan tetap yang didukung dengan tingkat suku bunga rendah dan peningkatan arus masuk investor asing ke pasar obligasi di Indonesia hingga akhir tahun 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper