Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak turun akibat Badai Laura yang menerjang ke Louisiana yang memicu kekhawatiran gangguan pada infrastruktur energi utama di sepanjang Pantai Teluk Texas.
Badai Laura datang Kamis pagi (27/8/2002) di dekat Cameron, Louisiana, Amerika Serikat (AS). Badai ini tecatat masuk dalam kategori 4 dan mulai melemah saat ini.
Kendati demikian, pemerintah setempat harus mematikan listrik bagi ratusan ribu warga sekitar dan badai ini akan berdampak pada fasilitas produksi bahan kimia dan gas alam cair, pelabuhan serta kilang di Texas tenggara - termasuk kilang terbesar AS.
Harga kontrak berjangka minyak mentah di New York turun 2,4 persen pada Kamis (27/8/2020). Sementara itu, kontrak bensin turun 6,7 persen. Penguatan nilai tukar dolar AS meredam pesona komoditas yang dihargai dalam mata uang tersebut.
"Dampaknya tidak seburuk yang diantisipasi, yakni memicu lebih banyak tekanan jual di komoditas energi," ungkap Analis Pasar Senior di Price Futures Group Phil Flynn.
Menurutnya, turunnya harga bahan bakar bensin akan menekan marjin pendapatan dari kilang minyak sehingga tidak akan ada insentif yang dapat memacu harga minyak mentah dengan cepat.
Baca Juga
Lebih dari 80 persen produksi minyak berasal dari Teluk Meksiko dan hampir 3 juta barel per hari dari total kapasitas kilang di wilayah tersebut harus ditutup akibat badai ini.
Harga kontrak bahan bakar bensin sempat naik awal minggu ini, namun harga berbalik menurun hingga saat ini. Harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Oktober turun 39 sen menjadi US$43 per barel pada perdagangan pukul 12:28 waktu New York, Kamis (27/8/2020). Harga minyak jenis brent turun 43 sen menjadi US$45,21 per barel.