Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa AS Cetak Rekor Beruntun, Terdorong Sentimen The Fed

Pada penutupan perdagangan Rabu (27/8/2020), Indeks S&P 500 naik 0,2 persen menjadi 3.484,55, mencapai rekor tertinggi keenam berturut-turut.
Wall Street./Bloomberg
Wall Street./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Amerika Serikat melanjutkan tren penguatan seiring dengan rencana Federal Reserve menjaga suku bunga rendah untuk memacu inflasi. 

Mengutip Bloomberg pada penutupan perdagangan Rabu (27/8/2020), Indeks S&P 500 naik 0,2 persen menjadi 3.484,55, mencapai rekor tertinggi keenam berturut-turut.

Dow Jones Industrial Average naik 0,6 persen menjadi 28.492,07, tertinggi dalam sekitar enam bulan. Indeks Komposit Nasdaq turun 0,3 persen menjadi 11.625,34, penurunan pertama dalam lebih dari seminggu.

S&P 500 mencapai titik tertinggi sepanjang masa untuk hari kelima. Nasdaq Composite juga mencetak rekor sebelum ditutup di zona merah. Imbal hasil obligasi yang jatuh tempo panjang meningkat ke level tertinggi dua bulan dibandingkan dengan tenor pendek, setelah Jerome Powell mengatakan The Fed akan mencari inflasi yang rata-rata 2 persen dari waktu ke waktu.

Sektor keuangan dan real estat adalah yang mengalami kenaikan terbesar di S&P, dengan bank-bank terlihat mendapat manfaat dari imbal hasil yang lebih tinggi. Indeks acuan telah melonjak sekitar 56 persen dari posisi terendah bulan Maret.

Powell sangat dovish,” kata Peter Boockvar, kepala investasi untuk Bleakley Financial Group. "Kemudian obligasi terbangun, karena Fed ingin inflasi lebih tinggi, jual!"

Saham Abbott Laboratories melonjak 8 persen setelah memenangkan izin untuk tes Covid selama 15 menit. Laporan menunjukkan bahwa klaim pengangguran mingguan AS tetap di atas 1 juta dan ekonomi berkontraksi sedikit lebih rendah dari perkiraan pada kuartal kedua.

“Hal yang dapat diambil dari ekonomi riil adalah bahwa upah akan dibiarkan berjalan lebih tinggi yang dapat menguntungkan rumah tangga berpenghasilan rendah yang paling terpengaruh oleh Covid-19,” kata Nela Richardson dari Edward D Jones & Co.

Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menyiratkan bahwa bank sentral tidak terburu-buru untuk menaikkan suku bunga.

Powel menekankan bahwa The Fed berupaya mencapai rata-rata inflasi sebesar 2 persen dari waktu ke waktu. Langkah ini menyiratkan bahwa bank sentral akan membiarkan tekanan harga melampaui batas setelah periode pelemahan.

Sementara itu, pergeseran pada kesempatan kerja maksimum akan memungkinkan peningkatan pasar tenaga kerja terus berlanjut dengan cakupan yang lebih luas.

"Pernyataan kami yang direvisi menekankan bahwa lapangan kerja maksimum adalah tujuan yang berbasis luas dan inklusif," kata Powell dalam pidato yang disampaikan secara virtual dalam simposium kebijakan tahunan The Fed yang biasanya diadakan di Jackson Hole, Wyoming.

Sementara itu, data menunjukkan bahwa klaim pengangguran mingguan AS tetap di atas 1 juta dan ekonomi berkontraksi sedikit lebih rendah dari perkiraan pada kuartal kedua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Sumber : bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper