Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Merespons Pidato Jerome Powell, Bursa AS Menguat

Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 menguat 0,03 persen atau 1,02 poin ke level 3.479,75, memperpanjang reli sekaligus memperbarui rekor tertinggi sepanjang masa.
Marka jalan di dekat New York Stock Exchange (NYSE) di Manhattan, New York City/REUTERS/Andrew Kelly
Marka jalan di dekat New York Stock Exchange (NYSE) di Manhattan, New York City/REUTERS/Andrew Kelly

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat menguat ada perdagangan Kamis (27/8/2020) setelah Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menyiratkan bahwa bank sentral tidak terburu-buru untuk menaikkan suku bunga.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 menguat 0,03 persen atau 1,02 poin ke level 3.479,75, memperpanjang reli sekaligus memperbarui rekor tertinggi sepanjang masa.

Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Estate menguat 0,87 persen atau 247,37 poin ke level 28.579,29, sedangkan indeks Nasdaq Composite menguat 0,23 persen atau 26,47 poin ke level 11.691,54.

Powel menekankan bahwa The Fed berupaya mencapai rata-rata inflasi sebesar 2 persen dari waktu ke waktu. Langkah ini menyiratkan bahwa bank sentral akan membiarkan tekanan harga melampaui batas setelah periode pelemahan.

Sementara itu, pergeseran pada kesempatan kerja maksimum akan memungkinkan peningkatan pasar tenaga kerja terus berlanjut dengan cakupan yang lebih luas.

"Pernyataan kami yang direvisi menekankan bahwa lapangan kerja maksimum adalah tujuan yang berbasis luas dan inklusif," kata Powell dalam pidato yang disampaikan secara virtual dalam simposium kebijakan tahunan The Fed yang biasanya diadakan di Jackson Hole, Wyoming.

"Perubahan ini mencerminkan apresiasi kami atas manfaat pasar tenaga kerja yang kuat, terutama bagi banyak orang di komunitas berpenghasilan rendah dan sedang," lanjutnya, seperti dikutip Bloomberg.

Pelaku pasar memandang pernyataan powel tersebut sebagai salah satu indikasi bahwa bank sentral tidak akan terburu-buru untuk meningkatkan suku bunga.

Sementara itu, data menunjukkan bahwa klaim pengangguran mingguan AS tetap di atas 1 juta dan ekonomi berkontraksi sedikit lebih rendah dari perkiraan pada kuartal kedua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper