Bisnis.com, JAKARTA - Emas tampak rehat dari reli ciamiknya pada tahun ini seiring dengan fokus pasar yang menanti kepastian kebijakan moneter Bank Sentral AS dan meningkatnya sentimen berisiko yang memudarkan minat investor mengumpulkan logam mulia sebagai aset safe haven.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (27/8/2020) hingga pukul 20.02 WIB, harga emas di pasar spot kembali melenggang di zona merah, terkoreksi 0,74 persen ke level US$1.940,05 per troy ounce.
Padahal, pada penutupan perdagangan Rabu (26/8/2020) emas sempat naik hingga 1,36 persen ke level US$1.954,46 per troy ounce, setelah menetap di zona merah selama tiga hari perdagangan berturut-turut.
Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak Desember 2020 di bursa Comex bergerak melemah tipis 0,10 persen ke level US$1.950 per troy ounce.
Sejak menyentuh level tertingginya sepanjang masa pada awal Agustus di level US$2.063,54 per troy ounce, emas terus menurun atau terkoreksi 5,36 persen ke level saat ini. Apalagi pada pekan ini,pejabat tinggi perdagangan AS dan China menegaskan kembali komitmen mereka untuk kesepakatan perdagangan Fase 1.
Hal ini turut menambah berita positif atas kemajuan dalam mengembangkan pengobatan untuk Covid-19 yang menyurutkan minat investor untuk berada di posisi beli terhadap emas.
Baca Juga
Kendati demikian, sepanjang tahun berjalan 2020, harga emas telah bergerak menguat hingga 28,36 persen.
Analis Kotak Securities Madhavi Metha mengatakan bahwa pelemahan harga terjadi menjelang simposium tahunan Jackson Hole Federal Reserve yang dilakukan pada 27-28 Agustus 2020.
Dalam pertemuan tersebut, Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan memberikan pidato terkait tinjauan kerangka kebijakan moneter bank sentral AS di tengah pandemi.
Investor akan mengawasi setiap panduan tentang pendekatan baru The Fed untuk melaksanakan kebijakan, yang dapat diumumkan secepatnya bulan depan, serta komentar tentang pemulihan dari pandemi.
Jika pidato Jerome Powell bernada dovish, a emas berpeluang kembali mendapatkan tenaga untuk kembali ke level US$2.000 per troy ounce. Sebaliknya jika bernada hawkish, emas akan melanjutkan tren pelemahan.
“The Fed sejauh ini menyatakan bersedia untuk mengambil langkah apapun untuk menjaga ekonomi AS. Namun, tidak ada urgensi untuk bertindak karena pasar ekuitas AS cenderung kuat dan indikator ekonomi sudah mengarah ke pemulihan, bahkan jika pada kecepatan yang tidak merata,” ujar Metha seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (27/8/2020)