Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal I/2020 Medco (MEDC) Bukukan Rugi Bersih, Ini Penyebabnya

Medco membukukan rugi bersih US$19,97 juta pada kuartal I/2020, nilai itu berbalik dari sebelumnya laba bersih US$28,05 juta pada kuartal I/2019.
Fasilitas produksi dan penyimpanan terapung (Floating Production Storage and Offloading/FPSO) Belanak di South Natuna Sea Block B yang dikelola Medco E&P Natuna (MEPN). Istimewa/SKK Migas.
Fasilitas produksi dan penyimpanan terapung (Floating Production Storage and Offloading/FPSO) Belanak di South Natuna Sea Block B yang dikelola Medco E&P Natuna (MEPN). Istimewa/SKK Migas.

Bisnis.com, JAKARTA - Meski membukukan kenaikan pendapatan pada kuartal I/2020, PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) mencatatkan rugi bersih.

Dikutip dari laporan keuangan perseroan, pada kuartal I/2020 Medco Energi membukukan pendapatan sebesar US$289,57 juta. Nilai itu meningkat 1,99 persen year on year (yoy) dari US$283,91 juta pada kuartal I/2019.

Pendapatan terbesar MEDC berasal dari penjualan minyak dan gas bumi neto US$253,22 juta, naik dari sebelumnya US$239,53 juta. Adapun, penjualan tenaga listrik dan jasa terkait lainnya turun menjadi US$35,95 juta dari sebelumnya US$43,71 juta.

Pendapatan dari jasa senilai US$392.118, terkoreksi dari US$672.861 pada kuartal I/2019.

Sementara itu, Medco membukukan rugi bersih US$19,97 juta pada kuartal I/2020. Nilai itu berbalik dari sebelumnya laba bersih US$28,05 juta pada kuartal I/2019.

CEO Medco Energi Roberto Lorato mengatakan perusahaan mengalami kerugian sekitar US$20 juta, karena keuntungan dari segmen migas dan ketenagalistrikan, diimbangi dengan kerugian di Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), seiring dengan berlanjutnya pengembangan fase 7.

Di sisi lain, Ebitda MEDC pada kuartal I/2020 sebesar US$181 juta, meningkat 13 persen dari US$160 juta pada kuartal I/2019 dari hasil akuisisi Ophir Energy Plc pada Juni 2019.

Ebitda berhasil meningkat walaupun terjadi penurunan 15 persen realisasi harga minyak, yakni US$51,3 barel pada kuartal I/2020, dibandingkan US$60,7 per barel pada kuartal I/2019.

Ebitda kuartal I/2020 juga setara dengan kuartal IV/ 2019 sebesar US$183 juta walaupun realisasi harga minyak turun 18 persen dibandingkan kuartal IV/2019 senilai US$62,9 per barel.

"Tahun 2020 ini akan diingat atas terjadinya penyebaran Covid-19 secara global dan jatuhnya harga minyak maupun permintaan pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya," paparnya dalam siaran resmi.

Di saat harga komoditas dan pasar modal mulai berangsur pulih, Medco Energi telah menanggapi dengan cepat tantangan ini dengan protokol ketat guna memastikan kesehatan dan keselamatan pekerja.

Medco juga melakukan penangguhan dan efisiensi pengeluaran sebesar lebih dari US$200 juta untuk menjaga kas dan mendukung neraca keuangan.

"Meskipun harus melakukan pengurangan program belanja modal, saya senang atas keberhasilan kedua temuan eksplorasi kami di Natuna dan Ijen,” tambahnya.

Belanja modal Medco pada kuartal I/2020 sebesar US$67 juta, dengan perincian bisnis minyak dan gas sebesar US$51 juta, dan ketenagalistrikan sebesar US$16 juta.

Nilai itu turun dari US$130 juta pada kuartal IV/2019 menyusul penyelesaian awal pengembangan Fase 4B Bualuang di Thailand pada Desember 2019 serta penangguhan dan efisiensi atas program belanja modal tahun 2020.

Dengan pengurangan pengeluaran sebesar US$200 juta, maka panduan total belanja modal pada 2020 di bawah US$240 juta

Sementara itu, rasio hutang bersih terhadap Ebitda pada akhir kuartal/I 2020 adalah 3,0 kali, dengan hutang bersih sebesar US$1.961 juta turun dari US$2.038 juta pada kuartal IV/2019.

Pada Agustus 2020, Medco menggunakan Call Options terhadap obligasi (Senior Notes) 144A/Reg S sebesar US$400 juta, yang jatuh tempo pada 2022, dan telah melunasi semua hutang yang tersisa dari hasil tender offer yang sukses dilakukan pada awal bulan Maret.

"Hal ini memungkinkan penurunan tingkat hutang lebih awal serta mengurangi biaya bunga di masa depan," papar Lorato.

Pada Juni 2020, Medco menandatangani Perjanjian dengan SKK Migas untuk beberapa PSC di Indonesia guna menjaga agar pendapatan perusahaan dari produksi gas tidak berubah sementara menurunkan harga gas konsumen sesuai dengan Peraturan Menteri No.89K/2020 dan No.91K/2020.

Presiden Direktur Medco Energi Hilmi Panigoro mengatakan dunia dan industri migas terus beradaptasi dengan tantangan yang luar biasa ini yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 dan rendahnya harga minyak.

"Medco Energi akan terus fokus dalam menjaga kesehatan dan keselamatan pekerja kami dan meminimalkan dampaknya terhadap bisnis Perseroan untuk dapat terus memenuhi komitmen terhadap para pemangku kepentingan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper