Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat di tengah mayoritas mata uang Asia melemah pada awal perdagangan hari ini, Rabu (26/8/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka di posisi Rp14.585 per dolar AS atau menguat dibandingkan penutupan kemarin di posisi Rp14.649 per dolar AS. Hingga pukul 09.45 WIB, rupiah tercatat menguat 19 poin ke posisi Rp14.630 per dolar AS.
Penguatan ini melanjutkan tren serupa yang terjadi kemarin. Pada penutupan perdagangan Selasa (25/8/2020), rupiah menguat 21,5 poin atau 0,15 persen menjadi Rp14.649 per dolar AS.
Kinerja rupiah boleh dibilang moncer karena pada pagi hari ini hanya sedikit mata uang Asia yang mengalami apresiasi. Rupiah bersama baht Thailand, dolar Taiwan dan dolar Hong Kong mencetak penguatan.
Sementara itu, won Korea Selatan, dolar Singapura, peso Filipina, ringgit Malaysia, dan yen Jepang mencetak koreksi. Pelemahan mata uang Asia dipimpin won Korea Selatan sebesar 0,10 persen.
Adapun indeks dolar yang mengukur kekuatan mata uang greenback terhadap sekeranjang mata uang utama dunia lainnya menguat 0,07 persen ke posisi 93,086 pada pukul 09.38 WIB.
Baca Juga
Di sisi lain, kurs rupiah menyentuh posisi Rp14.636 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Rabu (26/8/2020).
Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.636 per dolar AS, melemah super tipis 4 poin dari posisi Rp14.632 pada Selasa (25/8/2020).
Ibrahim Assuaibi Direktur PT TRFX Garuda Berjangka mengatakan pada perdagangan hari ini rupiah kemungkinan masih akan menguat walaupun dalam penguatan tipis antara 10-25 poin di rentang 14.610-14.680," ujarnya.
Dari sentimen eksternal, Ibrahim menyampaikan semua mata sekarang tertuju pada simposium Jackson Hole hari Kamis bertema “Menjelajahi Dekade ke Depan: Implikasi untuk Kebijakan Moneter”.
Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell secara luas diharapkan untuk memberikan panduan lebih lanjut tentang arah kebijakan moneter AS serta fokus pada target inflasi 2 persen selama pidatonya.