Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu berbalik ke zona hijau pada perdagangan hari ini, Rabu (26/8/2020). Sektor pertanian mengalami penguatan terbesar.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup menguat tipis 0,03 persen atau 1,44 poin ke level 5.340,33 di akhir perdagangan, setelah bergerak dalam rentang 5.324,61-5.351,47.
Setelah dibuka di posisi 5.338,89 pagi ini, indeks terus berfluktuasi pada sesi pertama. Namun, indeks tak mampu berbalik ke zona hijau pada akhir sesi I. Indeks 6,36 poin atau 0,12 persen ke posisi 5.332,53 pada penutupan sesi pertama.
Pada sesi II, indeks masih bergerak di zona merah, namun bergerak perlahan menuju zona hijau. Hingga akhirnya, indeks mampu berbalik menguat, meskipun tipis, di menit-menit akhir perdagangan.
Volume perdagangan saham hari ini mencapai 16,9 miliar lembar dengan nilai transaksi Rp9,77 triliun. Investor asing mencetak aksi jual bersih Rp510,09 miliar.
Berdasarkan sektor, sebanyak 5 dari 10 indeks menjadi penopang penguatan, dipimpin oleh sektor pertanian yang menguat 1,02 persen, disusul sektor infrastruktur yang menguat 0,92 persen.
Baca Juga
Di sisi lain, 5 sektor lain berakhir melemah, didorong oleh sektor properti yang terkoreksi 0,69 persen dan perdagangan yang melemah 0,46 persen.
IHSG mampu menguat di saat m bursa Asia ditutup melemah di tengah sikap investor yang mengharapkan kebijakan moneter yang lebih longgar.
Dilansir dari Bloomberg, indeks Topix Jepang ditutup di zona merah setelah tergelincir 0,05 persen di level 1.624,48. Hal serupa juga terjadi pada indeks S&P/ASX 200 yang terkoreksi 0,73 persen dan parkir di posisi 6.116,4.
Perdagangan hari ini ditopang oleh kewaspadaan investor terhadap jumlah kasus positif virus corona seiring dengan pembukaan kembali kegiatan ekonomi di sejumlah wilayah. Perlambatan di sejumlah negara bagian AS juga terus berlanjut, berbanding terbalik dengan kenaikan jumlah kasus di Jerman dan Spanyol.
Sementara itu, para pelaku pasar juga tengah menanti pidato Gubernur The Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, terkait kerangka kebijakan moneter yang akan berfokus pada strategi pengendalian inflasi terbaru.
"The Fed telah menyatakan tingkat suku bunga tidak akan berubah paling tidak selama dua tahun mendatang. Pasar modal tetap menjadi pilihan bagi investor untuk melindungi diri dari stagnansi ekonomi yang sedang terjadi," jelas arket Strategist Saxo Bank Eleanor Creagh.