Bisnis.com,JAKARTA — PT Vale Indonesia Tbk. mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure yang lebih rendah pada 2020 dibandingkan dengan 2019.
Direktur Keuangan Vale Indonesia Bernardus Irmanto menjelaskan bahwa perseroan memiliki pengeluaran yang sangat besar pada 2019. Alokasi itu khususnya untuk pemeliharaan Larona Canal Relining.
Pada 2020, Bernardus menyebut anggaran belanja modal lebih rendah dibandingkan dengan 2019. Apalagi, perseroan menunda proyek peremajaan furnace 4 yang semula direncanakan berjalan pada kuartal IV/2020 menjadi kuartal II/2021.
“Sampai dengan kuartal II/2020, belanja modal di angka US$44 juta dan sebagian besar untuk peremajaan alat-alat di mining dan beberapa kegiatan awal untuk furnace 4 yang harus dilakukan pada 2020,” ujarnya melalui paparan daring, Selasa (26/8/2020).
Dia memperkirakan total pengeluaran belanja modal berkisar US$110 juta hingga US$120 juta pada 2020. Dana itu akan digunakan untuk sejumlah kebutuhan antara lain peremajaan alat dan mining development.
“Mining development salah satu signifikan. Kami lakukan setiap tahun untuk menyiapkan infrastruktur pertambangan untuk tahun-tahun berikutnya,” jelasnya.
Baca Juga
Emiten berkode saham INCO itu melaporkan kas dan setara kas grup senilai US$288,7 juta pada 30 Juni 2020. Posisi itu turun dari US$292,8 juta pada 31 Maret 2020 akibat penerimaan yang lebih rendah dari para pelanggan akibat penurunan harga nikel kuartal II/2020.
Hingga akhir sesi pertama perdagangan hari ini, Rabu (26/8/2020), saham berkode INCO terpantau di posisi 3.800, naik 20 poin atau 0,53 persen dibandingkan dengan posisi kemarin. saham INCO bergerak di rentang 3.770 hingga 3.830 sepanjang sesi pertama perdagangan.